WANG Jixian adalah WN China yang tinggal sendirian di Odessa, Ukraina. Setiap hari dia terus membagikan video kehidupannya di Ukraina dan dengan jujur ​​​​berbicara tentang penolakannya terhadap invasi Rusia.
Sikap Wang Jixian ini memang bertolak belakang dengan garis resmi Beijing. China tidak mengutuk Rusia atas invasi ke Ukraina. Mereka juga menolak bergabung dengan negara-negara barat yang ikutan menjatuhkan sanksi dan menyebut Rusia sebagai penjahat.
Dan kini, YouTube telah menangguhkan akun Wang Jixian setelah dia juga mendapat ancaman pembunuhan dari warga Tiongkok, seperti dikutip dari Insider yang melansir pemberitaan Radio Free Asia (RFA), Kamis 7 April.
Baca Juga:Super Air Jet, Maskapai Milik Rusdi Kirana Mulai Beroperasi di Terminal 1A Bandara Soetta Jelang Idul FitriPebalap Monster Energy Yamaha MotoGP Ini Ingin seperti Valentino Rossi dan Marc Marquez: Tujuan Saya Menjadi Sehebat Mereka
Hampir setiap hari, Wang Jixian, telah membagikan video di mana dia dengan jujur ​​​​berbicara tentang penolakannya terhadap invasi Rusia. Pria berusia 37 tahun itu mengumpulkan lebih dari 104.000 pelanggan.
Namun dia juga mengalami serangan online berulang dari nasionalis China yang menyebutnya pengkhianat karena tidak mengikuti garis resmi Beijing.
YouTube memberi tahu Wang bahwa akunnya ditangguhkan karena video 28 Maret yang ditandai karena “konten kekerasan”.
Menurut RFA, video itu termasuk rekaman kota dengan suara rudal yang meledak dan sirene serangan udara yang berbunyi. Di dalamnya, Wang terlihat memasak di dapurnya dan berbagi laporan negara dan media Ukraina tentang perang.
“YouTube mengklaim bahwa akun saya dilaporkan karena konten kekerasan, yang melanggar aturan, tetapi di mana kekerasannya?” kritik Wang.
Menurut RFA, penangguhan tersebut akan berlangsung selama seminggu. Sementara itu, Wang memposting ke Twitter dan ke saluran YouTube terpisah .
“Saya non-partisan dan saya tidak memiliki keyakinan agama. Saya bersikeras bahwa ‘orang memiliki hak untuk hidup’ (dan bahwa) tidak ada yang harus mati dalam perang,” kata dia lagi. (*)