RUSIA buka suara soal desakan negara Barat kepada Indonesia agar tak membiarkan Presiden Vladimir Putin hadir dalam Konferensi Tingkat TInggi (KTT) G20 di Bali Oktober mendatang.
Kantor Kepresidenan Rusia atau Kremlin mengatakan mereka akan membuat keputusan apakah Putin akan hadir dalam KTT G20 tahun ini atau tidak. Keputusan itu bergantung situasi yang berkembang.
“Kami akan klarifikasi ini, bagaimana pun juga, Indonesia yang menjadi penyelenggara,” kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, dalam jumpa pers di Moskow pada Kamis (7/4).
Baca Juga:Kasus Robot Trading DNA Pro, Polri Tetapkan 12 Orang Tersangka 7 Buron, Total Kerugian Rp97 MiliarAlami Kerugian Rp37 Miliar, 2 Petinggi Robot Trading Fahrenheit Dilaporkan ke Bareskrim
Dikutip Reuters, komentar itu diutarakan Peskov menanggapi pernyataan wartawan soal respons Rusia terhadap desakan beberapa negara agar Putin tak diundang dalam KTT G20 tahun buntut invasinya ke Ukraina.
Negara Barat terus melayangkan ketidaksenangan jika Rusia berpartisipasi dalam rangkaian KTT G20 tahun ini imbas dari invasi Moskow ke Ukraina.
Sejumlah negara seperti bahkan sudah mewanti-wanti soal rasa keberatan mereka kepada Indonesia jika Rusia hadir dalam pertemuan-pertemuan kelompok tersebut. Hal itu pun membuat posisi Indonesia sebagai Ketua G20 tahun ini terus terdesak.
Yang terbaru, Amerika Serikat bahkan mengancam tak akan menghadiri pertemuan G20 jika delegasi Rusia tetap hadir.
Menteri Keuangan AS, Janet Yellen, telah menegaskan posisinya kepada para Menteri Keuangan di G20, terutama Indonesia selaku ketua G20 di periode ini.
“Presiden Joe Biden telah menjelaskan dan saya tentu setuju dengannya bahwa kami tidak bisa bersikap biasa saja terhadap Rusia di lembaga keuangan mana pun,” kata Yellen seperti dikutip Reuters.
“Dia (Biden) meminta Rusia dikeluarkan dari G20, dan saya telah menjelaskan ke rekan saya di Indonesia bahwa kami tak akan berpartisipasi dalam sejumlah pertemuan (G20) jika Rusia hadir di sana,” ujarnya menambahkan.
Baca Juga:Ini Alasan Mahkamah Agung Bebaskan Pejabat OJK Fakhri Hilmi dari Dugaan Keterlibatan dalam Kasus JiwasrayaBareskrim: Total Kerugian 550 Korban Robot Trading Fahrenheit Capai Rp 480 Miliar
Hingga kini, Indonesia belum mengambil keputusan menanggapi konflik Rusia vs Ukraina sebagai presiden negara kelompok G20 tahun ini, terutama soal nasib kehadiran negeri beruang merah dalam forum tersebut.
Juru bicara Kementerian Komunikasi dan Informatika sekaligus tim jubir pemerintah untuk G20, Dedy Permadi, mengatakan Indonesia perlu hati-hati menyikapi konflik Rusia vs Ukraina sebagai ketua kelompok itu.