RAMADHAN tak hanya identik dengan puasa, tapi juga bulan suci yang sarat dengan praktek budaya. Di seluruh dunia, umat Islam menandai momen ini dengan perayaan meriah yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.
Mulai dari ritual membunyikan meriam di Lebanon hingga menyalakan lentera di Mesir, berikut adalah tradisi unik Ramadan seperti dikutip dari The Culture Trip.
Nyanyian untuk meminta permen di Uni Emirat Arab
Tradisi haq al laila dilakukan pada tanggal 15 Sya’ban, bulan sebelum Ramadhan. Tradisi yang banyak dipraktekkan di negara Teluk ini sering dibandingkan dengan kebiasaan Barat dalam hal trick-or-treat.
Baca Juga:Rusia Ultimatum Ukraina Menyerah, Igor Konashenkov: Kiev Tidak Tertarik untuk Selamatkan Nyawa PrajuritnyaMuslim Ukraina Lalui Ramadhan di Tengah Operasi Militer Khusus Rusia
Pada 15 Sya’ban anak-anak di Uni Emirat Arab berkeliaran di lingkungan mereka mengenakan pakaian cerah, mengumpulkan permen dan kacang-kacangan di tas jinjing yang dikenal sebagai kharyta, semuanya sambil menyanyikan lagu-lagu tradisional lokal. Nyanyian Aatona Allah Yutikom, Bait Makkah Yudikum, yang diterjemahkan dari bahasa Arab menjadi ‘Berikan kepada kami dan Allah akan membalas Anda dan membantu Anda mengunjungi Rumah Allah di Mekah’, bergema di jalan-jalan saat anak-anak dengan bersemangat mengumpulkan hadiah mereka.
Di Uni Emirat Arab, perayaan ini dianggap sebagai bagian integral dari identitas nasional Emirat. Dalam masyarakat modern saat ini, tradisi haq al laila menyoroti pentingnya ikatan sosial yang kuat dan nilai-nilai keluarga.
Menembakkan meriam di Lebanon
Di banyak negara di Timur Tengah, meriam ditembakkan setiap hari selama bulan Ramadhan untuk menandakan waktu berbuka puasa. Tradisi ini, yang dikenal sebagai midfa al iftar, dipercaya pertama kali dilakukan di Mesir lebih dari 200 tahun yang lalu, ketika negara itu diperintah oleh penguasa Ottoman Khosh Qadam.
Saat menguji meriam baru saat matahari terbenam, Qadam secara tidak sengaja menembakkannya, dan suara yang bergema di seluruh Kairo mendorong banyak warga sipil untuk berasumsi bahwa ini adalah cara baru untuk menandakan akhir puasa. Banyak yang berterima kasih atas inovasinya, dan putrinya, Haja Fatma, mendesaknya untuk menjadikan ini tradisi.