Bahkan, boleh jadi juga, kehadirannya untuk mengganggu hubungan baik Bung Karno dengan banyak kepala negara blok sosialis, seperti Nikita Khrushchev, Mao Ze Dong, dan Fidel Castro, yang baru saja membuka kedutaan besarnya di Jakarta. Tak tertutup juga diinfokan, kemungkinan usaha-usaha pembunuhan terhadap para pemimpin di Indonesia, termasuk Bung Karno. Mendapatkan informasi itu, Bung Karno, setelah melakukan pengecekan dan pembicaraan tertutup dengan Badan Pusat Intelijen (BPI) yang dipimpin Dr Subandrio, Komandan Intel Cakrabirawa Kolonel Marokeh Santoso, Tim Khusus DKP Bidang Intelijen dan Reserse AKP Sono, diambil keputusan untuk mengusir perempuan itu dari Istana dan Indonesia.
Syukur masalah itu tak sempat terekspos ke media massa di Indonesia ataupun internasional meski tiap pagi hari ada puluhan ”nyamuk” pers berada di teras depan dapur Istana untuk dapat berita-berita mengenai Presiden RI.
Penulis yang sengaja datang ke Jakarta dari Bandung, setelah mendengar cerita dari Megawati soal adanya ”mahasiswi” itu, langsung menanyakan hal itu kepada Bung Karno. Saat itu, Bung Karno hanya menjawab singkat, ”Hampir-hampir saja revolusi Indonesia kebobolan, Tok. Semua badan intelijen kita jebol. Dasar CIA!” Waktu itu penulis memang masih kuliah di ITB Jurusan Teknik Mesin sehingga tak tahu tentang ”mahasiswi” cantik yang ikut belajar menari dan sudah dianggap keluarga sendiri.
Baca Juga:Sentil Menteri soal Harga Pertamax dan Minyak Goreng Naik, Jokowi: Diceritain Dong ke RakyatMencekam, Pesawat Malaysia Airlines Menukik Tajam 7.000 Kaki, Jenis Pesawat Boeing 737-800
Megawati juga memperkuat informasi dari Ayub Khan. Kebetulan, Megawati juga memberi tahu penulis bahwa ahli filsafat Inggris, Lord Bertrand Russell, berkirim surat atau telegram kepada Bung Karno. Isinya, menceritakan aktivitas ”mahasiswi” itu dan daftar delapan kepala negara Non-Blok yang akan digulingkan lewat operasi intelijen CIA.
Surat Lord Russell diketahui Megawati dengan membaca isi surat itu. Penulis tak menduga seorang gadis seperti bintang cantik dan kondang asal AS, Suzanne Pleshette, bisa jadi agen spionase James Bond 007-nya Ian Fleming.
Kini, bagaimana operasi intelijen di Indonesia pada 2022? Apakah masih ada agen-agen CIA atau negara lain yang beroperasi di Indonesia? Secara logika tentunya masih ada. Apalagi menghadapi pertemuan G20 di Bali dan kemudian Pilpres 2024. Menurut saya, tak tertutup kemungkinan hingga kini masih berkeliaran intelijen-intelijen asing dan bahkan juga orang-orang Indonesia yang dibayar untuk memata-matai dan membuat kisruh di Tanah Air untuk kepentingan negara-negara asing.