DAKWAH Islam yang dilakukan Sunan Giri sempat membuat Kerajaan Majapahit cemas. Pasalnya banyaknya orang-orang di Kerajaan Majapahit yang belajar ilmu pada Sunan Giri dan akhirnya memeluk Islam.
Hal ini tampaknya membuat raja Majapahit Prabu Brawijaya ketakutan, sang raja takut kalau Sunan Giri kemudian hari akan memberontak kepada Majapahit. Dari sanalah Prabu Brawijaya memerintahkan untuk melakukan pengamatan dan penyelidikan kepada Sunan Giri.
Sebagaimana tercantum dalam buku “Runtuhnya Kerajaan Hindu Jawa dan Timbulnya Negara – Negara Islam di Nusantara” tulisan Slamet Muljana, konon Gajah Mada pun mendapat tugas dari Prabu Brawijaya. Ia Gajah Mada diperintahkan mempersiapkan diri untuk menyerbu tempat bersemayam Sunan Giri.
Baca Juga:Jadwal Penukaran Uang Baru Sambut Lebaran 2022, Begini Cara Tukar Uang melalui Aplikasi PINTARPemerintah Keluarkan BLT Migor, LaNyalla: Oligarki Sawit Menang 3 Kali, HET Migor Murah Dicabut, dan Pengumuman Mafia Batal
Di sisi lain pengikut Sunan Giri telah bertekad menjalankan perang sabil dalam menghadapi tentara Majapahit. Saat menghadapi tentara Majapahit, banyak dari pengikut Sunan Giri yang luka parah, yang masih hidup pun akhirnya dibuat lari kocar-kacir oleh Majapahit.
Pengikut Sunan Giri kemudian menghadap Sunan Giri untuk melaporkan kejadian yang sesungguhnya dialami. Mendengar laporan itu, Sunan Giri merasa sedih hatinya. Ia segera menulis kalam atau pena yang diletakkan lalu berdoa kepada Allah.
Sang waliullah ini keluar menghadap tentara Majapahit hanya dengan senjata sebuah pena yang dipegang di tangannya. Lantas Sunan Giri mengamuk layaknya siluman, tidak terlihat oleh siapa pun, membiarkan para prajurit menerjang pada pemimpinnya.
Amukan Sunan Giri dengan hanya membawa sebuah pena atau pulpen ini cukup aneh dan menarik. Pasalnya banyak di antara para pemimpin tentara dan pasukannya terkena tikam dan mati terbunuh di medan perang. Prajurit Majapahit pun balik kebingungan yang menghadapi Sunan Giri seorang diri dengan hanya membawa sebuah pulpen.
Banyak dari pasukan Majapahit yang lari menyelamatkan diri meninggalkan medan pertempuran menuju Kota Majapahit. Mereka ketakutan karena hanya melihat keris bergerak tanpa tangan. Senjata Sunan Giri bernama Kalam Munyeng atau kalam bergerak jika dilempar akan berubah menjadi keris, bergerak tanpa tangan.
Itulah yang membuat para prajurit Majapahit ketakutan. Tentara Majapahit pun berhasil diusir kembali. Sehabis perang, Sunan Giri jatuh sakit lalu mangkat. Penggantinya ialah sang cucu bernama Sunan Parapen.