PEMERINTAH Amerika Serikat mulai memperingatkan beberapa perusahaan Amerika sehari setelah Rusia menginvasi Ukraina, 24 Februari. Mereka menyatakan bahwa Moskow dapat memanipulasi perangkat lunak yang dirancang oleh perusahaan keamanan siber Rusia, Kaspersky, untuk menyebabkan kerugian.
Pengarahan rahasia adalah bagian dari strategi Washington yang lebih luas untuk mempersiapkan penyedia infrastruktur penting seperti air, telekomunikasi, dan energi terhadap potensi gangguan Rusia.
Presiden AS Joe Biden mengatakan pekan lalu bahwa sanksi yang dijatuhkan pada Rusia atas tindakannya pada 24 Februari terhadap Ukraina dapat mengakibatkan serangan balasan. Ini termasuk gangguan di dunia maya, namun Gedung Putih tidak memberikan penjelasan secara spesifik.
Baca Juga:Apple Tolak Perbaiki iPhone yang Terdaftar Sebagai Ponsel Hilang, Bagaimana Bisa Tahu Barang Dicuri atau Hilang?2 Tahun Tak Bertemu Istri, Pria Ini 18 Hari Terombang-ambing di Laut, Naik Perahu Karet dari Thailand ke India
“Perhitungan risiko telah berubah dengan (adanya) konflik Ukraina,” kata pejabat senior AS tentang perangkat lunak Kaspersky, seperti dikutip Reuters. “Sudah meningkat.”
Kaspersky, salah satu pembuat perangkat lunak anti-virus paling populer di industri keamanan siber yang berkantor pusat di Moskow dan didirikan oleh Eugene Kaspersky. Pendiri Kaspersky ini digambarkan oleh pejabat AS itu sebagai mantan perwira intelijen Rusia.
Seorang juru bicara Kaspersky mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pengarahan tentang risiko yang diklaim dari perangkat lunak Kaspersky akan “lebih merusak” reputasi Kaspersky “tanpa memberi perusahaan kesempatan untuk menanggapi secara langsung kekhawatiran tersebut” dan bahwa itu “tidak pantas atau adil.”
Pejabat senior AS itu mengatakan staf Kaspersky yang berbasis di Rusia dapat dipaksa untuk menyediakan atau membantu membangun akses jarak jauh ke komputer pelanggan mereka oleh penegak hukum atau badan intelijen Rusia.
Eugene Kaspersky, menurut situs web perusahaannya, lulus dari Institut Kriptografi, Telekomunikasi, dan Ilmu Komputer, yang sebelumnya dikelola oleh KGB Soviet. Juru bicara perusahaan mengatakan bahwa Kaspersky bekerja sebagai “insinyur perangkat lunak” selama dinas militer yang ia jalani.
Perusahaan keamanan siber Rusia, yang memiliki kantor di Amerika Serikat, mencantumkan kemitraan dengan Microsoft, Intel, dan IBM di situs webnya. Microsoft menolak berkomentar. Intel dan IBM tidak menanggapi permintaan komentar.
Pada 25 Maret, Komisi Komunikasi Federal menambahkan Kaspersky masuk ke daftar penyedia peralatan komunikasi dan layanannya yang dianggap sebagai ancaman bagi keamanan nasional AS.