HARGA berbagai token kripto yang sebelumnya berguguran mulai rebound di bulan Maret.Dalam sepekan terakhir, indeks CoinMarketCap 200 (CMC 200) yang melacak pergerakan harga 200 kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar dalam harga dolar AS menguat 6,93%.
Harga Bitcoin (BTC) dan Ethereum sebagai dua token kripto dengan nilai pasar terbesar di dunia juga terpantau mencatatkan kinerja positif. Harga BTC naik 5,13% ke US$ 46.530/BTC, sementara itu harga ETH melesat lebih tinggi sebesar 10,94% ke level US$ 3.470/ETH.
Koin-koin lain dengan market cap lebih kecil yang juga sering disebut sebagai alternative coin (alt coin) juga ikut mengalami kenaikan.
Baca Juga:Kok Bisa Ya? Hasil Survei Polmatrix Indonesia: Elektabilitas Jokowi Paling Tinggi, Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo AnjlokBegini Tata Cara Sholat Tarawih dan Witir Lengkap, Sendiri di Rumah Maupun Berjamaah
Michael Safai, Managing Partner di Dexterity Capital, sebuah perusahaan perdagangan yang berfokus pada aset digital, mencatat bahwa volatilitas yang terjadi didorong oleh ketidakpastian makroekonomi dan geopolitik mulai stabil di bulan Maret, sebagaimana diberitakan oleh CoinDesk.com.
Ketidakpastian makroekonomi yang dimaksud adalah tingginya inflasi yang memicu bank sentral terutama otoritas moneter AS (The Fed) yang bakal agresif menaikkan suku bunga acuannya.
Di sisi lain, ketegangan antara Rusia dan Ukraina selain membuat harga minyak melambung tinggi dan memicu prospek inflasi yang lebih tinggi juga turut menurunkan selera risiko investor.
Investor lebih memilih untuk cari aman saat kondisi sedang tidak kondusif. Namun, setelah harga minyak melemah 14% sepekan terakhir akibat prospek damai Rusia dan Ukraina serta rencana AS untuk mengeluarkan cadangan minyak strategisnya, selera risiko pun membaik.
Investor pun kembali memburu aset-aset digital seperti token kripto yang berisiko. Alhasil harganya pun ikut terangkat. Apalagi setelah harganya terkoreksi cukup dalam. (*)