AWAL Ramadhan 1443 H akhirnya diputuskan jatuh pada Ahad (03/04/2022). Hal tersebut sebagaimana hasil rukyatul hilal dan sidang isbat yang diputuskan pemerintah. Dengan demikian, umat Islam mulai mempersiapkan diri untuk mengisi hari selama sebulan penuh dengan aneka ibadah. Tidak semata ibadah mahdhah seperti mengaji, shalat sunah, dzikir, wirid dan sejenisnya. Juga ghairu mahdhah seperti sedekah dengan menyediakan takjil hingga menu sahur bagi mereka yang membutuhkan, atau lainnya.
Dilansir dari laman nu.or.id, Ramadhan adalah satu-satunya bulan dalam sistem penanggalan hijriah yang disebut dalam Al-Qur’an. Nabi Muhammad SAW menjelaskan kemuliaan Ramadhan dengan sabdanya:
رَمَضَانُ شَهْرُ اللهِ وَفَضْلُهُ عَلَى سَائِرِ الشُهُوْرِ كَفَضْلِ اللهِ عَلَى خَلْقِهِ
Artinya: Ramadhan adalah bulan Allah. Keutamaannya dibanding bulan-bulan lain adalah bagaikan keutamaan Allah dibanding dengan makhluk-Nya. (Syekh Nashr ibn Muhammad as-Samarqandi, Tanbihu-l Ghafilin fi Ahaditsi Sayyidi-l Anbiyai wal Mursalin, Daru-l Kutubi-l Ilmiyyah, halaman: 186)
Baca Juga:Penjualan Oppo dan Infinix Unjuk Gigi, Ini Seri yang Banyak DicariTandai Kalendermu! Infinix Pasarkan Produk Baru Ponsel 5G Tercepat, Zero 5G
Dalam satu kesempatan ketika ketika Ramadhan tiba, Rasulullah menyampaikan kepada para sahabat sebagai berikut:
وَقَدْ دَنَا شَهْرُ رَمَضَانَ لَوْ يَعْلَمُ الْعِبَادُ مَا فِيْ رَمَضَانَ لَتَمَنَّتْ اُمَّتِي اَنْ يَكُوْنَ سَنَةً
Artinya: Ramadhan telah tiba. Seandainya para hamba Allah mengetahui terhadap apa-apa yang ada dalam Ramadhan, maka umatku pasti berharap agar bulan ini tetap ada selama setahun penuh. (Syekh Nashr ibn Muhammad as-Samarqandi, Tanbihu-l Ghafilin fi Ahaditsi Sayyidi-l Anbiyai wal Mursalin, halaman: 186).
Membahas Ramadhan, maka tak bisa lepas dari membahas salah satu rukun Islam, yaitu puasa, yang diwajibkan pada seluruh orang beriman yang telah memenuhi syarat wajibnya. Puasa merupakan ibadah yang sangat mulia sebab pahala yang diperoleh langsung diberikan oleh Allah tanpa perlu ditanyakan jumlah lipat gandanya.
Allah berfirman dalam hadits qudsi: Setiap kebaikan yang dilakukan anak Adam akan dilipatgandakan dari sepuluh hingga tujuh ratus kali lipat kecuali puasa, sebab puasa itu adalah untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya kepada orang-orang yang telah menahan syahwat, makan, dan minum karena-Ku. Puasa adalah perisai. Ada dua kebahagiaan bagi orang yang berpuasa: bahagia ketika berbuka dan bahagia ketika berjumpa dengan Rabb-nya pada hari kiamat. (Syekh Nashr ibn Muhammad as-Samarqandi, Tanbihu-l Ghafilin fi Ahaditsi Sayyidi-l Anbiyai wal Mursalin, halaman: 185).