DIREKTUR Eksekutif Polmatrix Indonesia Dendik Rulianto mengatakan hasil survei menunjukkan elektabilitas Presiden Joko Widodo masih paling tinggi jika dibandingkan dari tokoh-tokoh lainnya.
“Temuan survei Polmatrix Indonesia menunjukkan elektabilitas Jokowi paling tinggi yaitu mencapai 40,5 persen,” kata dia melalui keterangan tertulis yang dikutip Antara, Kamis, 31 Maret.
Dengan capaian tersebut, elektabilitas nama-nama yang kerap muncul dalam bursa Calon Presiden (Capres) 2024 tertekan. Misalnya, Prabowo Subianto, pada survei Desember 2021 tercatat meraih 19,5 persen, tetapi kini melorot menjadi 12,8 persen.
Baca Juga:Begini Tata Cara Sholat Tarawih dan Witir Lengkap, Sendiri di Rumah Maupun BerjamaahGarudafood Milik Sudhamek Agoeng Waspodo Bakal Bagi-Bagi Dividen Rp6 per Saham
Demikian juga dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang unggul pada survei Desember 2021 sebesar 19,5 persen namun anjlok hingga turun menjadi 9,5 persen.
Berbeda dengan dua nama tersebut, elektabilitas Ketua DPR Puan Maharani justru mulai merangkak naik. Sebelumnya, politisi PDI-P tersebut hanya meraih elektabilitas 1,4 persen namun kini naik hingga 3,0 persen.
Kendati elektabilitas mantan Wali Kota Solo tersebut tinggi atau mengalahkan nama-nama lainnya, Jokowi tidak bisa maju sebagai presiden karena terbentur konstitusi.
Masih menurut Dendik, secara politik, manuver sejumlah elite politik untuk mendorong Jokowi tiga periode dapat berbenturan dengan rencana koalisi PDIP-Gerindra untuk mengusung Prabowo-Puan.
Realitas politik juga menunjukkan kemenangan Jokowi dalam dua pemilihan umum berturut-turut disokong kuat oleh PDI-P, kata dia.
Secara lengkap, posisi empat dan lima besar masing-masing ditempati Anies Baswedan dengan raihan elektabilitas 9,0 persen dan Ridwan Kamil 4,7 persen. Selanjutnya Sandiaga Uno 2,9 persen, Erick Thohir 2,3 persen dan Agus Harimurti Yudhoyono 2,0 persen.
Survei Polmatrix Indonesia dilakukan pada 11 hingga 20 Maret 2022 kepada 2.000 responden yang mewakili 34 provinsi. Metode survei adalah multistage random sampling (acak bertingkat) dengan margin of error survei sekitar 2,2 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. (*)