CHINA kembali membuat kaget dunia. Saat ini, Negeri Tirai Bambu dilaporkan sedang meneliti sebuah ‘kereta kiamat’, yakni memiliki kecepatan dengan rudal bertenaga tinggi di dalamnya.
Mengutip IFL Science, Jumat (1/4/2022), China akan menggunakan kereta untuk membawa rudal balistik antarbenua (ICBM) dan menjaganya untuk menghindari deteksi musuh. Bahkan, kereta kiamat dapat digunakan untuk platform peluncuran rudal.
Namun, kereta tersebut masih dalam tahapan cetakan biru. South China Morning Post melaporkan kendaraan itu jadi subyek dari proyek penelitian nasional yang didanai pemerintah pusat China dan dipimpin seorang profesor teknik sipil dengan Southwest Jiaotong University di Chengdu.
Baca Juga:7 Dampak Buruk Langsung Tidur Setelah Sahur, Jangan DilakukanAda Apa dengan Google Maps? Dikabarkan Departemen Kehakiman AS Buka Kembali Penyelidikan Unit Alphabet Ini
Para peneliti telah menerbitkan studi peer-review baru di Journal of Southwest Jiaotong University. “Dibandingkan dengan kereta api jarak jauh, kereta api berkecepatan tinggi beroperasi lebih cepat dan lebih lancar,” tulis para peneliti dalam studi itu.
“Artinya bahwa pada rel berkecepatan tinggi, mobilitas, keamanan, dan penyembunyian kendaraan militer akan lebih besar”.
Rencana serupa sebelumnya pernah dilontarkan oleh Amerika Serikat (AS) dan Uni Soviet saat perang dingin. Sementara gagasan ICBM diluncurkan dalam kereta api belum banyak berkembang beberapa tahun terakhir, namun sepertinya akan kembali lagi.
Tahun 2015, China telah menguji “peluncuran dingin” ICBM dari kereta api. Pada tahun lalu, Korea Utara mendemonstrasikan rudal balistik yang meluncur dari kereta.
China salah salah satu dari sembilan negara yang dipastikan memiliki senjata nuklir. Negara lainnya adalah AS, Rusia, Perancis, Inggris, Pakistan, India, Israel dan Korea Utara.
Sebelumnya China pernah menguji bom nuklir pada 1960-an. Union of Concerned Scientists melaporkan negara itu memiliki persenjataan sekitar 350 hulu ledak. Jumlah itu cukup kecil dibandingkan dengan dua negara besar lainnya AS dan Rusia. Masing-masing negara tersebut punya 5.500 dan 6.300 hulu ledak nuklir. (*)