PENURUNAN harga emas dunia juga berimbas terhadap harga logam mulia di pasar domestik. Dampak tersebut juga terlihat untuk berbagai harga emas di Pegadaian.
Jika minggu lalu harga emas Antam di Pegadaian masih berada di kisaran Rp 1.000.000/gram, kini harganya sudah turun.
Untuk 1 gram harga emas Antam Retro dan emas UBS harganya turun 1,5%. Sedangkan untuk harga emas Antam Batik melemah 0,9%.
Berikut rangkuman harga emas Pegadaian pada Sabtu 2 April 2022:
Harga Emas Antam
TIDAK TERSEDIA
Harga Emas Antam Retro
Baca Juga:Luhut Beri Sinyal, Pemerintah Bakal Naikkan Harga Pertalite dan LPG 3 Kg Naik Bertahap Mulai AprilDuel Vicky Prasetyo Lawan Azka Corbuzier Bawa Cuan Bagi Deddy Corbuzier, Ditaksir Miliaran
- 0,5 gram = Rp 530.000
- 1 gram = Rp 993.000
- 2 gram = Rp 1.965.000
- 3 gram = Rp 2.919.000
- 5 gram = Rp 4.851.000
- 10 gram = Rp 9.640.000
- 25 gram = Rp 23.962.000
- 50 gram = Rp 47.837.000
- 100 gram = Rp 95.589.000
- 250 gram = Rp. 238.683.000
- 500 gram = Rp. 477.137.000
- 1000 gram = Rp. 954.229.000
Harga Emas Antam Batik
- 0,5 gram = Rp 639.000
- 1 gram = Rp 1.184.000
- 8 gram = Rp 8.968.000.
Harga Emas UBS
- 0,5 gram = Rp 532.000
- 1 gram = Rp 998.000
- 2 gram = Rp 1.979.000
- 5 gram = Rp 4.888.000
- 10 gram = Rp 9.724.000
- 25 gram = Rp 24.261.000
- 50 gram = Rp 48.423.000
- 100 gram = Rp 96.806.000
- 250 gram = Rp 241.940.000
- 500 gram = Rp 483.312.000
- 1000 gram = Rp 965.577.000.
Harga emas melorot hampir 2% dan berada di US$ 1.920/troy ons.
Penurunan harga emas salah satunya dipicu oleh anjloknya harga minyak mentah dunia setelah Presiden Amerika Serikat (AS) JoeBiden merencanakan untuk mengeluarkan cadangan minyak dari persediaan nasional sebesar 1 juta barel/hari selama 6 bulan atau sekitar 180 juta barel.
Sebagai informasi, pengeluaran cadangan minyak sebesar itu adalah yang tertinggi sejak 1974 dan pengeluaran cadangan minyak strategis ini hanya dilakukan ketika rantai pasok global sedang terganggu seperti sekarang ini dengan adanya konflik Rusia-Ukraina.
Di sisi lain pihak Rusia juga mengatakan bakal mengurangi aktivitas militernya di sekitar Ibu Kota Ukraina Kyiv secara signifikan yang semakin menekan harga minyak mentah.
Meskipun masih berada di kisaran dekat US$ 100/barel, namun harga minyak sudah ambles hampir 14% dalam sepekan terakhir.
Ketika harga minyak longsor, maka ekspektasi inflasi tinggi yang berkelanjutan juga surut, apalagi dibarengi dengan rencana bank sentral AS The Fed yang agresif dalam mengetatkan kebijakan moneternya.
Baca Juga:Sergey Lavrov: Rusia dan China Bergerak Menuju Tatanan Dunia Multipolar yang Adil dan DemokratisRasulullah Mengamini 3 Doa Malaikat Jibril saat Bulan Ramadhan
Pengetatan moneter yang agresif akan berdampak pada pergerakan dolar AS juga. Dolar AS dan emas bergerak berlawanan arah alias berkorelasi negatif sehingga membuat harga emas menjadi tertekan. (*)