Masuknya Islam membuat tradisi Nyorog mulai diperkuat nilai-nilai Islami. Dahulu, Nyorog erat hubungannya sebagai persembahan bagi Dewi Sri mulai menyesuaikan diri dengan kebudayaan Islam. Tradisi Nyorog lalu populer sebagai suatu selebrasi menyabut kedatangan bulan suci Ramadan.
Orang Betawi (yang mayoritas muslim) percaya Ramadan adalah bulan penuh berkah: sebagai pengingat dan peningkat keimanan. Sedang tradisi Nyorog digunakan sebagai suatu selebrasi rasa syukur atas berkah yang diberikan oleh Sang Pecipta. Rasa syukur itu akhirnya diwujudkan dengan cara saling berkunjung membawa makanan dan bingkisan kepada sanak saudara.
Bingkisannya pun tak perlu mewah. Buah-buahan dan sembako dapat jadi ajian mengisi bingkisan. Antara lain telur, gula, kopi, atau beras. Budayawan Betawi, Masykur Isnan pun mengungkap bawaannya bisa juga masakan khas Betawi seperti Asinan, Soto Betawi, Gabus Pucung, dan lainnya. Anteran itu biasanya diberikan menantu kepada mertua. Bagi mereka, Nyorog dapat menjadi ajang yang tepat untuk menunjukkan rasa hormat dan kecintaan kepada keluarga.
Silaturahmi masyarakat Betawi tempo dulu. (geheugen.delpher.nl)
Baca Juga:Kemendag Khawatir Invasi Rusia Bikin Pasokan Bahan Pokok Impor Terganggu: Harga Gandum, Sapi dan Gula Berpotensi NaikKemenag Pastikan 101 Titik Pemantauan di 34 Provinsi Posisi Hilal 1 Ramadhan Belum Terlihat
Tradisi Nyorog adalah tradisi masyarakat betawi yang sarat akan makna. mulai dari penguat silaturahmi, kepedulian sosial, dan semangat berbagi. Selain itu, ada pula semangat religiusitas mengingat hal ini dilakukan khusus menjelang datangnya bulan suci Ramadan yang bagi masayakat betawi (mayoritas muslim) memiliki keistimewaan sendiri.”
“Untuk itu tradisi Nyorog diwujudkan dengan berbagi ke sesama, umumnya adalah makanan atau cemilan khas betawi dengan media rantang (zaman dahulu), yang dilakukan oleh generasi muda kepada generasi tua, dibarengi dengan permintaan maaf dengan tujuan menjadi fitri menjelang datangnya bulan suci sehingga kegiatan saling kunjung pun dapat terjadi. Biasanya Nyorog ini dilakukan h-3 menjelang waktu puasa di mulai,” tutup Masykur Isnan, 28 Maret