“Nah kalau hitungan berbeda, kriterianya berbeda. Dan bisa menentukan bilangannya salah,” ungkapnya.
Yusuf juga menjelaskan bahwa Muhammadiyah memiliki pemahaman bahwa bulan baru terjadi pada saat sudah terjadi konjungsi sebelum matahari terbenam berapapun ketinggiannya.
“Sementara yang lain berpendapat bahwa hilal setidaknya bisa dilihat dulu atau rukyat dulu. Batas rukyat berbeda-beda. Jadi yang menyebabkan perbedaan adalah interpretasi terhadap aturan,” terangnya.
Baca Juga:Jadikan Ganjar Pranowo Presiden 2024, Heru Subagia: Pemimpin Berkualitas untuk RakyatSidang Isbat 1 Ramadhan 1443 H yang Digelar Hari Ini, Begini Penentuan Tahapannya
Peneliti Observatorium Bosscha juga menjelaskan bahwa ada beberapa syarat ideal untuk melakukan pengamatan hilal, di antaranya:
– Lokasi tidak setiap hari hujan
– Lokasi punya jumlah langit cerah yang dominan
– Kondisi uap air
– Berada di daerah ketinggian
– Mudah diakses tempatnya
Pada akhir sesi, Observatorium Bosscha ITB mengajak kepada masyarakat untuk menyaksikan pengamatan hilal awal Ramadan besok, 1 April 2022 via Youtube atau instagram Observatorium Bosscha. (*)