ASISTEN Perekonomian dan Keuangan Setda Provinsi DKI Jakarta Sri Haryati memprediksi harga sejumlah pangan akan terus meningkat jelang Ramadan.
“Beberapa komoditas pangan diperkirakan masih mengalami tren kenaikan harga ke depan, seiring dengan kenaikan permintaan masyarakat pada bulan Ramadan dan Idulfitri, serta implikasi dari kenaikan harga komoditas global,” kata Sri dalam keterangannya, Selasa, 29 Maret.
Namun, Sri meminta masyarakat untuk tidak panik dan membeli bahan pangan secara berlebihan (panic buying) agar ketersediaan pangan di pasar tetap terjaga.
Baca Juga:Bakal Tanding Tinju, Azka Corbuzier Optimis Jatuhkan Vicky Prasetyo, Terungkap Tujuan PertandinganSebelum Ekspansi Bandara Kertajati, Perusahaan asal Malaysia ini Tanam Investasi Rp57,4 miliar di Bisnis Milik Ustaz Yusuf Mansur
“Pemprov DKI juga mengimbau agar masyarakat tetap optimis dan tidak panik untuk menjaga keseimbangan pasokan dan stok pangan di pasar,” ucap Sri.
Untuk menjaga kesediaan stok pangan, Pemprov DKI telah melakukan koordinasi dengan Perum Bulog DKI Jakarta dan Banten, Polda Metro Jaya, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta, BUMD Provinsi DKI Jakarta dan instansi terkait lainnya sejak awal Maret ini.
Koordinasi itu akan terus dilakukan. Pada awal Ramadan, lanjut Sri, juga akan ada pembahasan bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi DKI Jakarta.
“Dari hasil koordinasi, komoditas pangan strategis, yakni beras, daging sapi/kerbau, daging ayam, telur ayam, cabe keriting, rawit merah, dan bawang putih tersedia dalam jumlah yang cukup dan aman,” ungkap Sri.
Dalam menjamin ketersediaan stok dan pasokan, serta menjaga kestabilan harga, upaya-upaya yang dilakukan TPID Provinsi DKI Jakarta di antaranya adalah monitoring dan pengawasan harga dan stok pangan strategis.
Kemudian monitoring dan pengawasan gudang; melaksanakan pasar murah; pengamanan stok Ramadan; melaksanakan bazar Jakpreneur; monitoring ketersediaan tabung LPG 3 kg; pengawasan mutu pangan. (*)