CO-Founder Ripple Chris Larsen mengklarifikasi bahwa ia tidak menganjurkan larangan terhadap Bitcoin setelah terlibat debat di media sosial Twitter dengan politisi Amerika Serikat, Warren Davidson. Larsen percaya bahwa sepenuhnya beralih pada energi terbarukan bukan solusi jangka panjang. Hal itu dikarenakan mekanisme proof-of-work hanya memberi tunjangan untuk menemukan energi paling murah.
Dilansir dari U.Today, Larsen bekerja sama dengan Greenpeace Amerika Serikat untuk meluncurkan kampanye iklan senilai Rp71,6 miliar yang menargetkan mekanisme konsensus Bitcoin yang menghabiskan energi. Inisiatif ini telah menarik kritik pedas dari komunitas Bitcoin, yang memandang blitz iklan yang akan datang sebagai serangan langsung terhadap cryptocurrency terbesar di dunia. Beberapa iklan akan menunjuk pada pendukung Bitcoin yang paling kuat, termasuk mantan CEO Twitter Jack Dorsey.
Pihak Larsen kemudian memberi konfirmasi jika dirinya sendiri memegang Bitcoin dan ingin mata uang digital itu berhasil di masa depan. Itu berarti berarti dia mendorong perubahan kode yang sangat tidak mungkin.
Baca Juga:Harga Bitcoin Bangkit, Perdangan Kripto Bergairah, Bagaimana Nasib Pasar SahamIngin Investasi Aset ‘Emas Digital’ Kripto? Simak Dulu Beberapa Tips ini
Sebelumnya, Larsen mendesak regulator untuk menghukun para pengguna Bitcoin dalam sebuah podcast pada bulan September 2021. Hal itu dia sampaikan sambil memuji pendiri Ethereum Vitalik Buterin sebagai “pahlawan” karena menyingkirkan sistem proof-of-work (PoW).
Larsen percaya bahwa Bitcoin akan sulit bersaing dengan Ethereum setelah mata uang digital itu beralih ke algoritma proof-of-stake (PoS). Mata uang kripto terbesar kedua itu diperkirakan akan mengurangi konsumsi energi sebesar 99,95 persen setelah peningkatan yang dinantikan.
Seperti Larsen, Ketua Komisi Sekuritas dan Pertukaran AS, Gary Gensler, juga berfokus pada iklim, sehingga lembaga-lembaga besar akan enggan berinvestasi dalam Bitcoin. Hal tersebut karena konsumsi yang berlebihan kripto andalannya. Di lain pihak, salah satu pendiri Ripple mengungkapkan bahwa perusahaannya bukan bagian dari kampanye tersebut dan menekankan bahwa itu adalah inisiatif Larsen sendiri. (*)