PEMERINTAH Amerika Serikat di bawah Presiden Joe Biden telah memberlakukan sanksi baru terhadap Iran, menargetkan program rudal balistiknya dan unit Garda Revolusi yang terkait dengannya, setelah sempat mempertimbangkan mencoret kelompok tersebut dari daftar teroris.
Departemen Keuangan AS pada Hari Rabu mengatakan, sanksi itu sebagai tanggapan atas serangkaian serangan bulan ini oleh Iran dan proksinya, khususnya serangan rudal terhadap Erbil di Irak utara.
Serangan rudal Houthi di depot Saudi Aramco minggu lalu dan serangan lain oleh proksi Iran terhadap Arab Saudi dan Uni Emirat Arab juga menjadi masukan bagi keputusan Amerika.
Baca Juga:Debat di Twiter dengan Warren Davidson, Co-Founder Ripple Klarifikasi Tak Anjurkan Pelarangan BitcoinHarga Bitcoin Bangkit, Perdangan Kripto Bergairah, Bagaimana Nasib Pasar Saham
Sanksi tersebut difokuskan pada agen pengadaan yang berbasis di Iran, Mohmmad Ali Hosseini dan jaringan perusahaannya.
Dalam sebuah pernyataan, Departemen Keuangan mengatakan bisnis ini “membeli bahan terkait propelan rudal balistik untuk Penelitian dan Organisasi Jihad Swasembada Korps Pengawal Revolusi (IRGC RSSJO), unit Garda Revolusi yang bertanggung jawab untuk penelitian dan pengembangan rudal balistik, serta Industri Kimia Parchin Iran (PCI), sebuah elemen dari Organisasi Industri pertahanan Iran (DIO)”.
Brian Nelson, Wakil Menteri Keuangan untuk Terorisme dan Intelijen Keuangan mengatakan, Washington berkomitmen untuk mencegah pengembangan dan penggunaan rudal balistik canggih Iran, bahkan ketika berusaha untuk kembali ke kesepakatan nuklir 2015.
“Sementara Amerika Serikat terus berusaha agar Iran kembali sepenuhnya mematuhi Rencana Aksi Komprehensif Gabungan, kami tidak akan ragu untuk menargetkan mereka yang mendukung program rudal balistik Iran,” terang Nelson, melansir The National News 31 Maret.
“Kami juga akan bekerja dengan mitra lain di kawasan untuk meminta pertanggungjawaban Iran atas tindakannya, termasuk pelanggaran berat terhadap kedaulatan tetangganya,” tegasnya.
Diketahui, sebagai bagian dari syarat untuk kembali ke kesepakatan nuklir yang ditandatangani pada 2015, Iran telah meminta penghapusan Garda Revolusi dari daftar organisasi teroris asing Washington. Sebelumnya, AS menetapkan pasukan elite Teheran tersebut sebagai kelompok teroris pada tahun 2019.
Dua pekan lalu, Amerika Serikat sedang mempertimbangkan untuk menghapus pasukan elite Iran, Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) atau Garda Revolusi dari daftar hitam teroris asing, sebagai imbalan Iran bakal ‘mengendalikan’ tentaranya dan mengurangi eskalasi, sementara Israel menentang dan khawatir.