عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رضى الله عنه أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ
Artinya: “Apabila Ramadan tiba, pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup, dan setan pun dibelenggu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
5. Malam Lailatul Qadar
Malam Lailatul Qadar merupakan malam seribu bulan yang penuh kemuliaan. Salah satu malam pada bulan Ramadan ini, merupakan malam yang lebih baik dari seribu bulan atau sama dengan 83 tahun 4 bulan. Malam ini merupakan waktu diturunkannya Al-Qur’an.
Allah SWT berfirman:
اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ. وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِۗ. لَيْلَةُ الْقَدْرِ ەۙ خَيْرٌ مِّنْ اَلْفِ شَهْرٍ
Artinya: “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada lailatul qadar (malam kemuliaan). Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.” (QS. Al-Qadr: 1-3)
Baca Juga:Ronin Diretas Rp8,8 Triliun, Pencurian Cryptocurrency Terbesar dalam Sejarah BlockchainIndika Energy Milik Agus Lasmono Sudwikatmono Bisnis Kendaraan Listrik
Malam kemuliaan ini terjadi pada 10 hari terakhir di bulan Ramadan. Pada waktu itu, pintu langit dibuka, doa-doa yang dipanjatkan dikabulkan, dan takdir terjadi pada waktu yang ditentukan.
6. Bulan penuh pahala
Berpuasa pada bulan Ramadan mendapatkan pahala berlipat. Sebab bulan penuh rahmat ini disebut sebagai bulan penuh pahala. Dalam hadis berikut sabda Rasulullah SAW:
عنْ أَبِي أَيُّوبَ الْأَنْصَارِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ
Artinya: “Siapa yang berpuasa (pada bulan) Ramadan, maka satu bulan sama seperti sepuluh bulan. Dan (siapa yang berpuasa setelah itu) berpuasa selama enam hari sesudah Id (Syawal), hal itu (sama nilainya dengan puasa) sempurna satu tahun.” (HR Ahmad)
Itulah keutamaan bulan penuh rahmat yang didapat dengan menjalani seluruh amalan baik wajib maupun sunah. (*)