PEMERINTAH Indonesia meminta kepada Taliban untuk meninjau ulang aturan soal larangan perempuan Afghanistan untuk sekolah di tingkat menengah. Pemerintah Indonesia mendorong Taliban memenuhi janjinya.
Hal ini disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (Menlu RI) Retno Lestari Priansari Marsudi usai hadir dalam pertemuan ‘Neighbouring Countries of Afghanistan+Afghanistan Foreign Ministers Dialogue’. Acara pertemuan ini juga dihadiri oleh China, Rusia, Iran, Pakistan, Tajikistan, Uzbekistan, Turkmenistan, dan Afghanistan.
“Walaupun Indonesia bukan negara tetangga dekat namun rakyat Afghanistan, baik perempuan maupun laki-laki, selalu dekat di hati masyarakat Indonesia. Dalam pertemuan saya juga sampaikan bahwa perempuan dan laki-laki di manapun saja, termasuk di Afghanistan, memiliki hak untuk mendapatkan perlakuan yang setara dan dipenuhi hak-haknya, termasuk hak terhadap pendidikan,” kata Menlu Retno dalam konferensi pers via Zoom, Rabu (31/3/2022).
Baca Juga:Taliban Tutup Sekolah untuk Wanita, Gus Yahya: Tolong Beri Putrimu Pendidikan yang Terbaik!Ganti Gorden Rumah Dinas Anggota Rp 48.745.624.000, Sufmi Dasco: Itu Usulan Sekjen karena Keluhan Anggota
Oleh karena itu, saya sampaikan harapan agar larangan sekolah bagi perempuan Afghanistan di tingkat sekolah menengah dapat ditinjau kembali. Sebagai negara muslim terbesar, Indonesia siap berkontribusi membantu rakyat Afghanistan termasuk dalam hal pendidikan,” lanjutnya.
Retno juga menjelaskan bahwa Indonesia telah menyepakati Letter of Intent dengan Qatar. Isinya ialah kesepakatan kedua negara untuk menawarkan beasiswa untuk warga Afghanistan.
“Saya sampaikan informasi dalam pertemuan tersebut bahwa pada tanggal 26 Maret yang lalu, Qatar dan Indonesia telah menandatangani Letter of Intent yang intinya menyampaikan kesiapan kedua negara untuk menawarkan beasiswa dan capacity building, terutama untuk kaum perempuan Afghanistan,” ungkapnya.
Indonesia juga mendorong agar Taliban memenuhi janjinya. Hal ini bisa terpenuhi lewat sebuah peta jalan.
“Pertama, pentingnya pemenuhan janji Taliban. Taliban perlu mempertimbangkan penyusunan sebuah peta jalan atau roadmap terkait langkah nyata dan timeline pemenuhan janjinya. Hal penting yang perlu dihindari adalah semakin tertundanya pemenuhan janji atau bahkan terjadi kemunduran atau regress. Ini saya tekankan dua kali,” tuturnya.
Selanjutnya, Indonesia juga mendorong soal pentingnya bantuan kemanusiaan. Bantuan ini perlu diprioritaskan.
“Hal kedua, bantuan kemanusiaan perlu untuk diprioritaskan. Saat ini, terdapat sejumlah inisiatif terkait bantuan kemanusiaan bagi Afghanistan,” ujarnya.