Di sisi lain prospek menjanjikan dari sisi belanja iklan juga tampak dari capaian tahun lalu. Berdasarkan laporan tahunan Nielsen, belanja iklan sepanjang 2021 tumbuh 13 persen dari tahun sebelumnya.
Adapun, total belanja iklan untuk televisi, channel digital, media cetak dan radio mencapai Rp259 triliun (berdasarkan perhitungan gross rate card). Televisi masih menjadi saluran iklan pilihan para pemilik merek dengan jumlah belanja iklan 78,2 persen disusul saluran digital (15,9 persen), media cetak (5,5 persen), dan radio (0,4 persen).
MNC Group ‘meroket’ berkat iklan
Sementara itu, emiten media milik konglomerat Hary Tanoesoedibjo, PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN), membukukan pendapatan iklan sebesar Rp6,74 triliun pada Januari-September 2021 atau naik 22,06 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar Rp5,52 triliun.
Baca Juga:Penelitiannya Dianggap Tidak Sesuai Prosedur, Berikut Tokoh Pendukung dan Telah Menerima Suntikan Vaksin NusantaraSri Mulyani: Pemerintah Punya Utang Rp84,4 Triliun ke Pertamina untuk Subsidi BBM
Dari sisi bottom line, laba bersih MNCN juga terkerek 22,24 persen dari Rp1,35 triliun menjadi Rp1,65 triliun. Dalam laporan kinerja yang dirilis manajemen pada pertengahan Januari 2022, MNCN mencatatkan rekor tertinggi dalam pangsa pemirsa di slot prime-time rata-rata 2021 yakni sebesar 52,2 persen berdasarkan riset data dan analisis Nielsen.
Pada tahun 2022, perseroan berencana untuk memonetisasi konten internalnya lebih lanjut melalui iklan kreatif dengan meningkatkan penyiaran konten siaran lokal dibandingkan dengan asing untuk mendekati rasio 90 persen : 10 persen dibandingkan dengan sebelumnya yaitu sekitar 80 persen : 20 persen pada 2021.
“Saya percaya, 2022 akan menjadi tahun yang tiada duanya bagi grup karena kami telah memutuskan untuk mengkonsolidasi aset digital MNC Media di bawah MSIN,” kata Executive Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo beberapa waktu lalu.