JELANG bulan Ramadan, umat Muslim harus tetap menjaga kondisi kesehatan. Semangat menjaga kesehatan memang tidak boleh kendur, karena masih ada hal-hal lain yang mempengaruhi kualitas kesehatan, salah satunya kerentanan mengalami peningkatan kolesterol akibat konsumsi makanan yang mengandung lemak jenuh dan gula berlebih.
Dokter Sheena R Angelia, spesialis gizi klinis di Rumah Sakit (RS) Siloam Kebon Jeruk mengatakan, kadar kolesterol tinggi bisa menimbulkan banyak penyakit seperti jantung koroner, stroke, hingga penyumbatan pembuluh darah.
Untuk mencegahnya, masyarakat perlu mengadopsi pola hidup sehat dan mendukung pengelolaan kolesterol dengan pola makan yang baik, banyak bergerak, serta bisa dibantu juga dengan konsumsi senyawa alami yang bisa menurunkan kadar kolesterol buruk, seperti plant stanol yang umum didapatkan di sayur-mayur dan buah-buahan.
Baca Juga:Pakai APBN 2022, DPR Beli Makan Rusa Rp 2.376.000.000 dan Ganti Gorden Rumah Dinas Anggota Rp 48.745.624.000Menpan Tjahjo Terbitkan Surat Edaran, Begini Jam Kerja ASN Selama Bulan Ramadhan 1443 Hijriah
Sheena mengakui kadang-kadang memang masyarakat masih suka lengah menjaga asupan nutrisi berkualitas dan mudah khilaf ketika tersaji banyak makan enak saat berbuka puasa.
“Padahal saat berpuasa, banyak orang yang cenderung mengurangi aktivitas fisik karena khawatir membatalkan ibadah puasa. Hal ini menimbulkan risiko sedentary lifestyle yaitu gaya hidup yang minim aktivitas fisik. Jika dikombinasikan dengan pola diet kurang sehat, gaya hidup semacam ini dapat sangat berisiko,” kata Sheena dalam keterangan pers tertulisnya, Rabu (30/3/2022).
Sheena menambahkan, tanpa disadari, masyarakat berbuka puasa dengan makanan yang mengandung kolesterol tinggi, seperti daging berlemak, jeroan, junk food, atau makanan tinggi lemak jenuh lainnya, seperti makanan/minuman bersantan, gorengan, sebagai reward setelah berpuasa selama belasan jam.
“Ini menyebabkan kadar kolesterol jahat dalam tubuh pun meningkat,” ujar Sheena.
Sheena menuturkan penyakit hiperkolesterolemia atau kadar kolesterol yang tinggi memang mengancam kesehatan masyarakat di seluruh dunia, khususnya negara-negara Asia. Bahkan, kolesterol menjadi penyebab 3,9 juta kasus kematian di seluruh dunia yang setengahnya terjadi di wilayah Asia.
Sebuah riset di Tiongkok menunjukkan terjadi peningkatan penderita kolesterol di negara-negara Asia, termasuk Indonesia akibat pola diet atau makan masyarakat yang banyak mengonsumsi makanan olahan dengan kandungan lemak jenuh tinggi, seperti makanan atau camilan yang digoreng, atau banyak santan, seperti rendang daging, jeroan, atau gulai dengan kuah santan yang kental dan masih banyak lagi.