MEMILIKI banyak informasi yang tersedia di ujung jari kita di internet mungkin tampak seperti cara yang baik untuk memajukan kecerdasan manusia.
Akan tetapi sebuah studi baru, mengklaim bahwa informasi Googling sebenarnya membuat kita lebih mungkin untuk melupakan sesuatu, dibandingkan dengan membacanya di buku. Ini sebuah fenomena yang dikenal sebagai ‘amnesia digital’ atau ‘efek Google’.
Studi ini menemukan bahwa otak manusia tidak cenderung untuk memproses informasi secara mendalam di mesin pencari seperti Google karena mereka tahu itu mudah diakses dan diambil secara online. Jadi manusia modern tidak repot-repot mempelajarinya.
Baca Juga:Tips Sehat Bulan Ramadan Kendalikan KolesterolPakai APBN 2022, DPR Beli Makan Rusa Rp 2.376.000.000 dan Ganti Gorden Rumah Dinas Anggota Rp 48.745.624.000
Faktanya, kita lebih cenderung mengingat cara mengakses informasi, seperti kata kunci untuk kueri mesin telusuri, daripada informasi itu sendiri.
Manusia adalah mahkluk ‘kikir kognitif’, yang berarti kita memiliki ‘kecenderungan bawaan’ untuk menghindari upaya kognitif apa pun. Ini kemungkinan karena kemalasan murni, menurut penelitian tersebut.
Penelitian ini dilakukan oleh Dr Esther Kang di Fakultas Manajemen, Ekonomi dan Ilmu Sosial, Universitas Cologne, Jerman dan dipublikasikan dalam Journal of Experimental Psychology: Applied.
“Akses internet di mana-mana telah memberikan akses mudah ke informasi dan telah memengaruhi perhatian dan manajemen pengetahuan pengguna,” katanya dalam makalah yang dikutip DailyMail.
“Memiliki informasi di “ujung jari” seseorang melalui perangkat elektronik seperti komputer dan smartphone sering menyebabkan berkurangnya perhatian dan berkurangnya daya ingat,” ungkap penelitian tersebut.
“Ketika informasi yang disimpan secara eksternal mudah diakses dan diambil, individu tidak cenderung untuk memproses detail secara mendalam karena mereka dapat dengan mudah mencari informasi kapan pun dibutuhkan,” tambah penelitian itu.
“Individu memiliki kecenderungan yang melekat untuk meminimalkan tuntutan kognitif mereka dan menghindari upaya kognitif atau “kikir kognitif”.
Baca Juga:Menpan Tjahjo Terbitkan Surat Edaran, Begini Jam Kerja ASN Selama Bulan Ramadhan 1443 HijriahHina Anaknya, Ayu Ting Ting dan KD Sepakat Berdamai Karena Tak Ingin Orangtuanya Diperiksa Polisi Saat Berpuasa
Dr Kang melakukan total tiga studi, yang dijuluki ‘belajar’, ‘melupakan’ dan ‘berlangganan’.
Eksperimen pertama menguji kemampuan mahasiswa sarjana di AS untuk mengingat detail penawaran kartu kredit online.
Menurut temuan Dr. Kang, semakin tinggi kemudahan menemukan informasi yang dirasakan, semakin rendah ingatan rincian penawaran kartu kredit.