ROMAN Abramovich menjadi target untuk diberi racun saat menjadi negosiator damai Rusia dan Ukraina. Begini kronologi sampai pemilik Chelsea itu menjadi korban.
Abramovich, salah satu oligarki Rusia yang dekat dengan Vladimir Putin, menjadi negosiator damai untuk perang Rusia vs Ukraina. Ia bertemu dengan negosiator senior Ukraina pada awal Maret.
Pertemuan sendiri terjadi di wilayah Ukraina. Setelah pertemuan itu, Abramovich, yang juga pemilik Chelsea, kabarnya mengalami gejala keracunan.
Baca Juga:Usai Hadiri Perundingan Rusia-Ukraina, Roman Abramovich Alami KeracunanMeski Tidak Mudah, Ukraina Bakal Menang Lawan Rusia, Alasan Inggris Gini
Dugaannya berasal dari kondisi taipan Rusia itu. Abramovich mengalami pengelupasan kulit terus-terusan dan mata memerah. Laporan itu pertama kali diungkap Wall Street Journal.
Media berbasis riset sumber terbuka [open source], Bellingcat, merilis bagaimana kronologi pertemuan Abramovich sampai bisa diracun. Lewat media sosialnya, Bellingcat, yang ternyata juga melakukan investigasi sejak awal, menceritakan bagaimana pertemuan berlangsung sampai Abramovich mengalami gejala keracunan.
“Bellingcat mengonfirmasi, tiga anggota delegasi yang menghadiri pembicaraan damai antara Ukraina dan Rusia pada malam 3-4 Maret 2022 mengalami gejala yang konsisten dengan keracunan senjata kimia. Salah satu korban adalah pengusaha Rusia Roman Abramovich,” tulis Bellingcat.
https://twitter.com/bellingcat/status/1508463513013997580?s=20&t=XKAJ4aRBbKgrkdy8S4eDPg
“Hari berikutnya, kelompok perunding berangkat dari Kyiv ke Lviv dalam perjalanan ke Polandia, kemudian ke Istanbul, untuk melanjutkan negosiasi informal dengan pihak Rusia. Seorang penyidik Bellingcat diminta membantu memberikan pemeriksaan spesialis senjata kimia.”
https://twitter.com/bellingcat/status/1508467529156632580?s=20&t=XKAJ4aRBbKgrkdy8S4eDPg
“Berdasarkan pemeriksaan jarak jauh dan di tempat, para ahli menyimpulkan gejalanya kemungkinan besar akibat keracunan jenis senjata kimia internasional yang tidak diketahui.”
Baca Juga:Jokowi Singgung Bakal Reshuffle Menteri, Cak Imin: Mana Ada yang Berani Nyenggol PKBRizal Ramli Kritik Reaksi Jokowi Saat Marah Indonesia Impor Banyak Produk: Pecat Pejabat yang Doyan Impor Bukan Ngedumel
“Hipotesis alternatif yang lebih kecil kemungkinannya adalah penggunaan iradiasi gelombang mikro. Gejala secara bertahap mereda dalam seminggu berikutnya. Ketiga pria yang mengalami gejala tersebut hanya mengonsumsi cokelat dan air beberapa jam sebelum gejala muncul. Anggota tim keempat yang juga mengonsumsi ini tidak mengalami gejala.”
“Menurut dua ahli senjata kimia yang dikonsultasikan dan seorang dokter, gejalanya paling konsisten dengan akibat dari varian zat porfirin, organofosfat, atau bisiklik. Penentuan pasti tidak mungkin dilakukan, karena tidak adanya peralatan laboratorium khusus di dekat para korban.”