“Kami telah bekerja sama dengan Intel, berbagi dengan mereka peta jalan kami jauh sebelum kami membagikannya kepada publik, selama bertahun-tahun. rahasia selama bertahun-tahun. Pun AMD telah mengetahui rahasia kami selama. bertahun-tahun,” tutur Huang.
“Tetapi kami canggih dan cukup dewasa untuk menyadari bahwa kami harus berkolaborasi. Kami berbagi peta jalan, tentu saja, di bawah kerahasiaan dan saluran komunikasi yang sangat selektif. Industri baru saja belajar bagaimana bekerja dengan cara itu,” imbuhnya.
Di satu sisi, Nvidia memang bersaing dengan banyak perusahaan, tetapi dia juga sangat bermitra dengan dan bergantung pada mereka.
Baca Juga:Apple Secara Resmi Meluncurkan ID Digital di Wallet Alami Diplopia akibat Kecelakaan di MotoGP Mandalika, Marc Marquez Diprediksi Absen 3 Bulan
Seperti yang saya sebutkan, jika bukan karena CPU AMD di DGX, kami tidak dapat mengirimkan DGX. Jika bukan karena CPU Intel dan semuanya hyperscaler yang terhubung ke HGX kami, kami tidak akan dapat mengirimkan HGX. Serta jika bukan karena CPU Intel di komputer Omniverse kami yang akan datang, kami tidak akan dapat melakukan simulasi kembar digital yang sangat bergantung pada single,” ucap Huang.
Terakhir, Huang mengatakan tak perlu ada yang ditakuti ketika Nvidia berurusan dengan mitranya, apalagi menjadi paranoia.
“Ternyata paranoia hanyalah paranoia. Tidak ada yang perlu ditakuti. Kami mencoba mengandalkan mereka, memberi tahu mereka bahwa kami mengandalkan mereka, memercayai mereka, dan memberi tahu mereka bahwa kami memercayai mereka. Sejauh ini berjalan cukup baik,” tutup Huang. (*)