Kondisi krisis ini kemudian membuat Kekaisaran Romawi tidak memiliki otoritas terpusat apa pun. Para perampas yang tak terhitung jumlahnya muncul dan menyatakan diri mereka sebagai kaisar.
Kekaisaran pecah menjadi tiga negara bagian yang terpisah dan bersaing. Pada tahun 260 Masehi, provinsi Hispania, Gallia, dan Britannia pecah dan menjadi apa yang disebut Kekaisaran Galia. Mereka diikuti oleh provinsi-provinsi di timur – Aegyptus, Syria, dan Palestina – yang pecah pada tahun 267, menjadi Kekaisaran Palmyrene. Sisanya yang berpusat di Italia adalah faksi ketiga.
Pada 268, krisis meningkat, ketika Goth menyerbu jauh ke dalam wilayah Romawi Yunani dan Makedonia. Mereka berhasil dikalahkan di Naissus pada tahun 269 Masehi oleh Kaisar Claudius II Gothicus yang memerintah hanya selama dua tahun sebelum meninggal karena wabah.
Baca Juga:Sambut Ramadhan, KlikFilm Hadirkan 2 Film Religi: Pulang dan Tuhan Minta DuitKilang Minyak Diserang Pemberontak Houthi, Arab Saudi Lancarkan Operasi Militer
Komandan kavalerinya menggantikannya, memerintah selama lima tahun dan berjuang untuk memulihkan stabilitas kekaisaran. Dia berhasil menyatukan kembali kekaisaran menjadi satu kesatuan. Sayangnya, setelah pembunuhannya, kaisar lebih lanjut naik takhta, dan krisis itu berkepanjangan selama 10 tahun, sampai kedatangan Diokletianus.
Diokletianus juga merupakan salah satu kaisar barak, menjadi komandan kavaleri sebelum pemerintahannya. Dengan pemerintahannya, krisis akhirnya berakhir dan kekaisaran sekali lagi stabil. Dia memproklamirkan rekan-kaisar, Maximianus, dan dua rekan kaisar junior, membentuk apa yang disebut tetrarki, atau aturan empat.
Di bawah kepemimpinannya, Kekaisaran Romawi mengalahkan Carpi dan bangsa Sarmatia di utara, kemudian suku Alamanni, dan mereka berhasil dalam kampanye melawan Sassanid. Pemerintahannya juga ditandai dengan penganiayaan berdarah dan kejam terhadap orang-orang Kristen, yang dikenal sebagai Penganiayaan Diokletianik.
Selama kira-kira 58 tahun sejak kematian Severus Alexander, Krisis Abad Ketiga membawa banyak kaisar yang berbeda ke takhta. Hampir semuanya berasal dari pangkat militer dan tanpa pengalaman politik. Mereka adalah: Maximinus Thrax, Gordian I & Gordian II, Pupienus dan Balbinus, Gordian III, Phillip si Arab dengan Phillip II, Trajan Decius dengan Etruscus, Hostilian, Gallus dengan Volsianus, Aemilian, Valerian, Gallienus & Saloninus, Claudius II Gothicus, Quintillus , Aurelian, Ulpia Severina, Tacitus, Florianus, Probus, Carus, Carinus, dan Numerian.