Pada akhirnya, Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) memutuskan Soeharto sebagai orang nomor satu Indonesia yang baru pada 26 Maret 1966. Sehari setelahnya, atau tepat 27 Maret 1968 Soeharto dilantik secara resmi oleh MPR sebagai presiden RI yang menggantikan Bung Karno. Peristiwa itu menjadi catatan penting sejarah hari ini.
“Sebelum upacara pelantikan berlangsung sejumlah kericuhan muncul. M. Jusuf (Ketua MPR) harus bolak-balik menemui Soeharto dan A.H. Nasution untuk menyerasikan tetek bengek masalah, sejak yang prinsip sampai soal protokoler.”
“Akhirnya, upacara pelantikan bisa dilakukan. Nasution memakai baju lengan pendek, Jenderal Socharto berpakaian sipil lengkap plus peci. Maka, secara resmi. Soeharto menjadi presiden, menggantikan Bung Karno yang sudah dilengserkan,” tutup Femi Adi Soempeno dalam buku Mereka Mengkhianati Saya: Sikap Anak-Anak Emas Soeharto di Penghujung Orde Baru (2008). (*)