LAPISAN es Antartika di bagian Timur dikabarkan runtuh menyusul periode pemanasan ekstrem yang terjadi di wilayah tersebut, menurut para ilmuwan.
Sebuah gambar satelit menunjukkan lapisan es conger seluas 1.200 kilometer persegi runtuh sepenuhnya pada 15 Maret lalu, seperti dikutip Reuters, Sabtu (26/3/2022).
Mungkinkah ini mencapai titik kritisnya setelah #Antarctic #AtmosphericRiver dan gelombang panas?,” tanya ilmuwan bumi dan planet NASA Catherine Colello Walker melalui akun Twitternya.
Baca Juga:Observatorium Bosscha ITB Bakal Jadi Lokasi Pemantauan Hilal 1 Ramadhan 1443 HTiru Pawang Hujan Rara Istiati Wulandari, Ibu dan Anak Tewas di Petilasan Keramat Empu Supo Masa Kerajaan Majapahit
Dalam unggahannya tersebut, Walker juga membagikan sebuah gambar hamparan putih yang hancur menjadi sebuah pecahan di atas lautan yang gelap.
Para ilmuwan NASA bahkan menyebut runtuhnya lapisan es tersebut sebesar Kota Roma. Bukan tidak mungkin kenaikan suhu yang terjadi akan semakin membuat es antartika cair.
“Ini adalah salah satu peristiwa keruntuhan paling signifikkan di Antartika sejak awal 2000-an, saat Larsen B lapisan es hancur,” kata Walker.
“Keruntuhan ini kemungkinan tidak akan memiliki efek besar, tapi ini pertanda apa yang mungkin akan terjadi selanjutnya,” jelasnya.
Wilayah Antartika Timur sendiri telah mengalami suhu yang cukup tinggi sejak minggu lalu. Stasiun Concordia mencatat rekor suhu minus 11,8 derajat celcius, 4 derajat lebih hangat dari temperatur normal musiman.
Adapun lapisan es Conger telah menyusut sejak pertengahan 2000-an. Pada awal Maret ini, laporan es dilaporkan telah kehilangan lebih dari setengah luas permukaannya. (*)