Tiap keluarga yang mengikuti kenduri harus membawa makanan sendiri. Makanan yang dibawa wajib berupa makanan tradisional, seperti ayam ingkung, sambal goreng ati, urap sayur dengan lauk rempah, perkedel, tempe, tahu bacem, dan sebagainya.
Motivasi Beragama
Fenomena nyadran bagi orang Jawa mempunyai motivasi beragam. Untuk menjelaskan fakta tentang motivasi, Joachim Wacth mengatakan bahwa pengalaman keagamaan merupakan tanggapan terhadap realitas mutlak. Wacth membagi ungkapan pengalaman keagamaan menjadi tiga bagian, yaitu ungkapan keagamaan dalam bentuk pemikiran, perbuatan, dan persekutuan.
Pertama, ritual nyadran merupakan pengalaman keagamaan yang diungkapkan secara intelektual, bersifat spontan, atau belum baku. Awalnya, motivasi melakukan ritual nyadran karena turun-temurun, yang terdapat dalam sebuah mite atau folklor setempat. Kedua, pengalaman yang diungkapkan dalam bentuk doktrin. Apa yang dijelaskan oleh folklor atau mite dijelaskan secara sistematis.
Baca Juga:Warga Panik Berhamburan, Gempa Bermagnitudo 4.9 Guncang KendariAktor The Stranded, Beam Papangkorn Meninggal Dunia Ditemukan Tak Sadarkan Diri
Dalam konteks, ritual nyadran bagi orang Jawa beragam motivasi keagamaan. Di antaranya, selain ungkapkan saling mendoakan antara orang yang telah tiada dengan yang masih hidup, ada fungsi integrasi masyarakat di sana. Siklus tahunan ini menjadi ruang sosial untuk memperkuat hubungan antar masyarakat.
Atho’ilah Aly Najamudin mahasiswa Antropologi UGM
.