Merebut Kekuasaan dan Menjadi Kaisar Romawi
Pada tahun 191 Kaisar Romawi Commodus menunjuk Septimius Severus untuk menjabat sebagai Gubernur Pannonia Superior yang terletak di sepanjang perbatasan dengan Sungai Danube. Namun, tahun berikutnya Commodus sendiri dibunuh dan penggantinya, Publius Helvius Pertinax, menjadi kaisar berikutnya. Masa pemerintahan Pertinax hanya berlangsung 86 hari sebelum dia dibunuh oleh Praetorian Guard pada tahun 193.
Tahun berikutnya kemudian tercatat dalam sejarah sebagai “Tahun Lima Kaisar”. Pada periode ini ada lima orang yang mengklaim gelar Kaisar Romawi, termasuk Severus.
Severus mengamankan kekuasaannya pada Pertempuran Lugdunum yang terjadi pada Februari 197, melawan Clodius Albinus, salah satu saingannya. Dalam pertempuran terbesar dalam sejarah Romawi ini, dengan total 150.000 prajurit, Severus mendapatkan reputasinya sebagai prajurit yang kejam setelah membantai para pemberontak dalam kemenangan yang luar biasa.
Baca Juga:Tumis Pare Kerang, Menu Makan SiangNegara-negara Barat Boikot Vladimir Putin Ikut KTT G20
Setelah pertempuran, kepala Albunus dipenggal dan dikirim ke Roma. Dan begitulah sang prajurit dari Libya itu kemudian bisa mendatangi Roma dengan kepala tegak. Dengan kedok sebagai prajurit yang sukses membalas kematian Pertinax, Severus kemudian diproklamasikan sebagai Kaisar Romawi oleh para senator.
Dalam satu gerakan, Septimius Severus menjadi orang paling kuat di dunia, dan orang Afrika pertama yang menjadi Kaisar Kekaisaran Romawi. Wilayah Kekaisaran Romawi di bawah kekuasaannya membentang dari Timur Tengah hingga Atlantik, dan dari Afrika hingga Britania di utara. Selama lima belas tahun pertama pemerintahannya, ia menumpas musuh-musuh Romawi, mengamankan perbatasan-perbatasan Kekaisaran Romawi. Keinginannya akan kemuliaan kemudian membawanya lebih jauh ke utara.
Saat memasuki usia enam puluhan tahun, Septimius Severus sangat ingin mengamankan legasinya. Ia pada akhirnya menyatukan pulau Britania di bawah kekuasaan Romawi, mengalahkan orang-orang barbar Kaledonia dan para pejuang bukit yang telah memberontak melawan Romawi di sepanjang perbatasan Tembok Hadrian.
Meskipun usianya dan kesehatannya menurun, ia tetap mengumpulkan kekuatan militernya dari banyak sudut Kekaisaran Romawi dan berbaris di Skotlandia dalam skala yang belum pernah terlihat sebelumnya. Pada tahun 208, Severus memimpin 40.000 tentara Romawi bersama putranya Caracalla yang saat itu menjadi rekan kaisarnya.