TURKI telah menolak gagasan mengirim sistem pertahanan rudal S-400 Triumf buatan Rusia ke Ukraina, untuk membantu negara ini menghadapi invasi Moskow, dengan imbalan Turki kembali masuk dalam program jet tempur F-35 dari Amerika Serikat.
“Meskipun tidak realistis saat ini, ide ini menghadirkan kesempatan untuk membahas masalah yang Turki alami akhir-akhir ini dengan Barat,” kata Direktur Komunikasi Fahrettin Altun, mengutip Daily Sabah dari Wall Street Journal 24 Maret.
Laporan selama seminggu terakhir menyebutkan, Amerika Serikat secara informal mengajukan penawaran kepada Turki, untuk mengirimkan sistem pertahanan rudal S-400 ke Ukraina, untuk menangkis invasi Rusia.
Baca Juga:Rusia Tuding Komandan Batalion Nasional Ukraina Organisir Penjarahan MassalRoskomnadzor Blokir Google News, Dianggap Sebarkan Informasi Palsu Soal Operasi Militer Rusia di Ukraina
Altun juga mengutip artikel yang diterbitkan minggu lalu, yang menyatakan kesepakatan transfer tersebut mengarah pada perbaikan hubungan antara Washington dengan Ankara.
Dikatakannya, proposal informal tidak akan memperbaiki hubungan, mendesak Barat dan AS untuk mengirim jet tempur F-35 dan baterai Patriot ke Ankara tanpa syarat.
Sementara itu, Kepala Kepresidenan Industri Pertahanan (SSB) Ismail Demir mengatakan, Turki tidak berencana untuk meninggalkan sistem S-400, yang telah menjadi titik pertikaian lama antara dua sekutu NATO. Menurutnya, Turki mampu menentukan kebijakannya sendiri.
“Ini bukan bahan diskusi bagi kami. Kami membahas masalah ini di masa lalu. Meninggalkan (penggunaan S-400) tidak mungkin,” tegas Demir kepada surat kabar Izvestia yang berbasis di Rusia.
Diketahui, Ankara awalnya memesan lebih dari 100 jet F-35, yang dibuat oleh Lockheed Martin Corp., Tetapi, AS menghapus Turki dari program tersebut pada 2019 setelah mengakuisisi sistem S-400 dari Rusia.
Turki telah menyebut langkah itu tidak adil dan menuntut penggantian untuk pembayaran 1,4 miliar dolar AS. Tak hanya itu, pembelian S-400 oleh Turki juga memicu sanksi AS. Pada Desember 2020, Washington memasukkan Demir SSB ke daftar hitam dan tiga karyawan lainnya.
Washington berpendapat, sistem rudal udara S-400 dapat digunakan oleh Rusia untuk secara diam-diam mendapatkan rincian rahasia tentang jet F-35, menilai sistem tersebut tidak kompatibel dengan sistem NATO.
Baca Juga:Google Tolak Iklan di YouTube yang Mengeksploitasi Konflik Rusia-UkarainaHarga Bitcoin Sentuh Rp631 Juta, Naik ke Level Tertinggi
Sementara, Turki menegaskan S-400 tidak akan diintegrasikan ke dalam sistem NATO dan tidak akan menimbulkan ancaman bagi aliansi.