PATIH Keling, riyawatnya dikisahkan dalam sejarah Cirebon, tokoh ini dalam beberapa Sumber disebut sebagai tokoh yang ikut serta menyertai Ki Gede Bungko sebagai orang yang bertanggung jawab menjaga keamanan laut Cirebon dimasa Sunan Gunung Jati memerintah. Bahkan beliau juga merupakan salah satu tentara laut Cirebon yang diterjunkan ketika menaklukan Sunda kelapa bersama tentara dari Kesultanan Demak.
Patih Keling dalam Naskah Mertasinga dikisahkan sebagai tokoh yang diislamkan Sunan Gunung Jati ketika berada di tengah-tengah laut. Sang Patih saat itu bersama 100 pengawalnya sedang melarung jenazah Raja Keling ke laut.
Sudah menjadi kebiasaan dan adat istiadatnya, apabila melarung abu jenazah Raja-Raja keling, maka selepas dilarungkan rombongan pelarung jenazah untuk beberapa hari tinggal di atas laut, menunggui abu jenazah dengan tujuan menemani abu jenazah yang dilarungkan. Pada saat berada di tengah laut itulah, Sunan Gunung Jati yang kebetulan sepulang dari Ampel kapalnya berapapasan dengan kapal yang ditumpangi Patih Keling.
Baca Juga:Agak Molor, Seluruh Pembangunan Formula E Ditargetkan Rampung 100 Persen Pada 1 MeiSidang Dakwaan, Jaksa Beberkan Detik-detik Irjen Napoleon Lumuri Wajah M Kece Pakai Tinja
Sunan Gunung Jati kemudian mendekati kapal Patih Keling dan terjadilah perdiskusian di atas kapal. Sunan Gunung Jati mengajarkan pada mereka bahwa menunggui jenazah yang sudah dilarung ke lautan tidak ada manfaatnya, karena yang telah mati tidak mungkin bersedih hati karena ditinggal oleh penunggunya. Nasehat Sunan Gunung Jati pada mulanya membuat marah Patih Keling, sehingga terlibat pertarungan antara Sunan Gunung Jati dan Patih Keling.
Pada akhir cerita, Patih Keling dan seratus pengawalnya dapat dikalahkan oleh Sunan Gunung Jati, mereka kemudian bertaubat dan masuk Islam. Selepas masuk Islam, Patih Keling bersama 100 pengikutnya dibawa ke Cirebon dan diberikan kedudukan terhormat oleh Sunan Gunung Jati.
Patih Keling Menjadi Penjaga Astana Gunung JatiMenurut Naskah Kuningan, nama lain Patih Keling adalah Ki Gedeng Rimang, beliau juga nantinya berjodoh dengan Putri Pangeran Walangsungsang. Informasi ini mengindikasikan bahwa selepas mengabdikan dirinya di Cirebon, Patih Keling diberi kedudukan disuatu daerah yang bernama Rimang, sehingga kemudian beliau dijuluki Ki Gedeng Rimang. Beliau juga nantinya dinikahkan dengan putri Pangeran Walangsungsang (Cakrabuana) yang menurut Naskah Kuningan bernama Rara Jemaras.