PRESIDEN Joko Widodo (Jokowi) secara tiba-tiba menyinggung isu kocok ulang kabinet (reshuffle) saat memberikan pengarahan soal aksi afirmasi bangga buaan Indonesia.
Mulanya, Jokowi meminta Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir untuk tidak segan mengganti para direksi perusahaan pelat merah yang tidak patuh terhadap hal-hal yang sudah disepakati bersama.
“Jika ada yang tidak taat pada yang kita sepakati, BUMN, saya sampaikan ke menteri BUMN, dah ganti dirut-nya, ganti. Ngapain kita?,” kata Jokowi dalam tayangan Youtube Sekretariat Presiden, Jumat (25/3/2022).
Baca Juga:Pernyataan Lengkap Luhut Pandjaitan Kesal Sama Elon MuskJokowi Sebut Perang Rusia-Ukraina Bikin Ekonomi Dunia Semakin Babak Belur
Setelah itu, Jokowi kemudian menyinggung soal reshuffle kabinet. Jika urusan pergantian direksi perusahaan pelat merah merupakan kewenangan Menteri BUMN, maka lain cerita untuk kementerian.
“Kementerian? Sama saja, tapi itu bagian saya. Reshuffle . Sudah… Akan saya awasi betul,” tegas Jokowi.
Jokowi dalam acara tersebut memang berkali-kali meluapkan amarahnya setelah mengetahui belanja pengadaan barang dan jasa pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan BUMN mayoritasnya barang impor.
“Sedih saya, belinya barang-barang impor semuanya,” kata Jokowi dengan raut wajah terheran-heran.
Jokowi mengaku heran dengan hal itu. Pasalnya, Jokowi menyebut pemerintah pusat memiliki anggaran untuk pengadaan barang dan jasa mencapai Rp 526 triliun, sementara pemerintah daerah mencapai Rp 535 triliun.
“BUMN jangan lupa, saya detilkan lagi. Rp 420 triliun. Ini duit gede banget. Besar sekali yang enggak pernah kita lihat. Ini kalau kita gunakan,” katanya.
“Enggak usah muluk-muluk, dibelokkan 40% saja itu bisa men-trigger growth ekonomi kita yang pemerintah dan pemerintah daerah bisa 1,71%, BUMN 0,4%. Nah ini kan 2% lebih,” katanya.
Baca Juga:Mahfud MD: Tak Ada Pelanggaran Etik dari Rencana Ketua MK untuk MenikahSop Iga Sapi yang Segarnya Bikin Nagih
Jokowi mengaku tak habis pikir dengan pola penggunaan anggaran pengadaan barang dan jasa. Dalam kesempatan tersebut, Jokowi bahkan sempat mengeluarkan kata ‘bodoh’ di depan jajaran kepala daerah.
“Ini kan 2% lebih enggak usah cari ke mana-mana. Tidak usah cari investor, diem saja tapi kita konsisten membeli barang yang diproduksi pabrik, industri kita, UKM kita, kok enggak kita lakukan, bodoh sekali kita kalau enggak melakukan ini,” tegas Jokowi dengan suara meninggi. (*)