TAIWAN menjadi “korban” baru perang Rusia-Ukraina. Investor asing ramai-ramai meninggalkan negara itu sejak serangan dilakukan Moskow ke Kyiv.
Eksodus ini bukan tanpa alasan. Muncul kekhawatiran yang sama, di mana China dapat meningkatkan kekuatan militer untuk menyerang Taiwan.
Dalam tiga minggu setelah invasi, investor asing melepas saham senilai sekitar 480 miliar dolar Taiwan (US$16,9 miliar),” kata Direktur di Mega International Investment Services, sebuah perusahaan yang berbasis di Taipei, Alex Huang, dikutip CNN International, Kamis (24/3/2022).
Baca Juga:Ketua Mufti Dewan Pusat Muslim Rusia Talgat Tajuddin Dukung Vladimir Putin Lakukan Operasi Militer Khusus Rusia ke UkrainaVladimir Putin ke Bali Jadi Sorotan Dunia, Jokowi Sambut atau Tolak?
“Arus keluar itu adalah yang terbesar dalam catatan melebihi nilai saham Taiwan yang dijual oleh investor asing di seluruh tahun 2021, yang diperkirakan oleh analis Bank of America sebesar US$ 15,6 miliar.
Analis Goldman Sachs juga memproyeksikan bahwa Taiwan telah melihat outflow hingga US$ 15,6 miliar selama sebulan terakhir. Ini melampaui penghitungan tahun lalu sebesar $ 15,3 miliar.
Taiwan sudah menegaskan berpisah dari China sejak 1949. Namun China tetap mengklaim wilayah itu provinsinya yang membelot.
Di awal Januari 2022 misalnya, China rempat mengirimkan 39 pesawat ke zona pertahanan udara (ADIZ) Taiwan. Ini merupakan serangan harian terbesar sejak Oktober 2021. (*)