KOTA Wuhan di China tengah telah berjanji untuk menciptakan industri luar angkasa senilai 100 miliar yuan (Rp 225 triliun) pada tahun 2025. Kota ini akan disebut sebagai “lembah satelit” China, dan bergabung dengan kota-kota lain yang ditugaskan untuk mengembangkan sektor tersebut.
Wuhan menawarkan kepada perusahaan-perusahaan hingga 50 juta yuan Rp 112 triliun) dalam insentif keuangan. Masing-masing insentif itu dalam proyek-proyek yang berkaitan dengan pembuatan satelit, roket dan pesawat ruang angkasa. Kepastian ini diumumkan oleh pemerintah kota pada Rabu, 16 Maret.
Jumlah untuk kota pedalaman lebih sederhana dibandingkan dengan rencana ambisius yang digariskan oleh kota-kota pesisir makmur lainnya. Akan tetapi upaya tersebut menunjukkan dorongan yang lebih dalam oleh China untuk menjadi kekuatan luar angkasa utama pada tahun 2030.
Baca Juga:Citra Satelit Perlihatkan Penampakan Ukraina Akibat Operasi Militer RusiaDukung PDI Perjuangan, NasDem Tegas Tolak Usul Amandemen Konstitusi
China membayangkan konstelasi besar satelit komersial yang dapat menawarkan layanan mulai dari internet berkecepatan tinggi untuk pesawat hingga pelacakan dan pengiriman batu bara.
Pemerintah kota Wuhan akan mendorong perusahaan untuk menggunakan peralatan, perangkat lunak, dan layanan yang bersumber secara lokal.
Jika sebuah perusahaan menggunakan produk lokal di lebih dari 10% dari produksi satelit yang mengorbit tinggi dan mengorbit rendah serta pesawat ruang angkasa, maka proyek itu akan mendapatkan insentif keuangan hingga 15 juta yuan.
Jika produk lokal mencapai lebih dari 30%, perusahaan akan mendapatkan hingga 50 juta yuan.
Tahun lalu, kota teknologi Shenzhen di provinsi Guangdong selatan menawarkan insentif hingga 300 juta yuan untuk setiap proyek yang terkait dengan pengembangan satelit dan aplikasi industri terkait.
China juga merencanakan pelabuhan luar angkasa komersial baru di provinsi pulau selatan Hainan. Di kota pelabuhan timur Ningbo di provinsi Zhejiang, China secara terpisah membangun situs peluncuran roket kelimanya.
Ini tentu berbeda dengan Indonesia yang masih berpikir bagaimana menjadikan sebuah wilayah  industri pengembangan manufaktur lewat kawasan industri khusus, China telah membangun Wuhan sebagai kawasan luar angkasa khusus. (*)