PANGLIMA TNI Jenderal Andika Perkasa meminta seluruh Komandan Kodim (Dandim) di seluruh wilayah termasuk Papua dan Papua Barat tak bermain proyek pengamanan apapun kecuali atas perintah Panglima Kodam (Pangdam).
Hal ini disampaikan Andika Perkasa usai anak buahnya yang merupakan Komandan Kompi di Distrik Gome berbohong soal proyek pengamanan galian pasir hingga menyebabkan tiga prajurit tewas.
Dia meminta seluruh Dandim untuk tidak main-main dan selalu waspada.
“KKB ini bisa berada dimana saja, ini pelajaran untuk para dandim di semua wilayah, termasuk Papua Barat,” jelas Andika dikutip dari AKun Youtube Andika Perkasa pada Rabu (23/03/2022).
Baca Juga:Pengembangan Ibu Kota Negara Jadi Penggerak Ekonomi, Ini Alasan JokowiSindir Crazy Rich Yang Jadi Tersangka, Begini Instagram Stories Nikita Mirzani
Diberitakan sebelumnya, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa meradang mengetahui dirinya dibohongi oleh anak buahanya. Hal ini kemudian mengakibatkan tiga prajurit TNI Angkatan Darat meninggal dunia.
Kebohongan itu terbongkar setelah adanya investigasi laporan kronoligis yang dilaporkan oleh Komandan Kompi (Danki) terkait peristiwa penyerangan Kdi Pos Koramil Gome Satgas Kodim YR 408/Sbh, Papua, pada Januari 2022 lalu.
“Ternyata, hasilnya berbohong. Yang terjadi bukan yang dilaporkan, dan yang terjadi sebenarnya ini disembunyikan oleh si Danki dari komandan Batalyon,” ujar Andika dikutip dari video YouTube Andika Perkasa pada Senin (21/3/2022).
Andika mengatakan, memang betul para prajurit yang gugur itu memang ditembak oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB). Namun, Danki juga berperan dalam kematian para prajurit lantaran tidak memperhitungkan lokasi gelar pasukan.
Mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) itu mengungkapkan, komandan kompi tersebut juga sengaja memilih gelar pasukan hanya untuk mendapatkan tambahan uang dan tidak memikirkan keselamatan prajurit.
“Maksudnya, pertimbangan pendek sekali, hanya soal ‘oh kita dapat uang tambahan untuk pengamanan’. Di situ, dikorbankan semua,” kata Andika. (*)