PANDEMI COVID-19 telah mengubah hidup manusia dan cara bertransaksi. Sektor ekonomi yang berbasis secara fisik terkena dampak yang signifikan. Transformasi digital pun dianggap menjadi suatu keniscayaan di masa pandemi COVID-19 ini.
Founder dan Chairman CT Corp, konglomerat Chairul Tanjung (CT) mengatakan transformasi digital yang tadinya berjalan pelan-pelan dan normal, tiba-tiba menjadi sangat cepat karena pandemi COVID-19 dan berkembang secara eksponensial. Di mana yang tidak mau atau tidak mampu bertransformasi dipastikan tidak akan menang dalam kompetisi.
Lebih lanjut, CT mengatakan hal tersebut membuat kesenjangan sosial semakin meningkat di masyarakat. Sehingga yang kaya semakin kaya dan yang miskin makin sengsara.
Baca Juga:Kenapa Runtuhnya Romawi Lebih Cepat daripada Bizantium? Salah satunya, Terdampak Perang Timur dan BaratRusia Hindari Sanksi Ekonomi Lewat Kripto, Departemen Keuangan AS: Kami Tidak Lihat Kripto Bisa Digunakan Secara Masif
“Konsekuensinya banyak orang mencari jalan pintas untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari. Kita tahu marak namanya pinjol ilegal atau pinjaman online bersifat ilegal tidak terdaftar ataupun investasi bodong seperti robot trading dan yang baru-baru ini marak dibicarakan adalah Binomo,” katanya dalam acara CNBC Indonesia Economic Outlook, Selasa, 22 Maret.
“Dan banyak lagi hal-hal yang tidak masuk akal dicari oleh masyarakat sebagai jalan pintas,” sambungnya.
Menurut CT, hal tersebut membuat terjadinya fenomena K-shape. Di mana ada sektor yang diuntungkan dan ada juga yang dirugikan. Sektor yang terkait digital mendapat keuntungan serta kelompok masyarakat yang disebut white collar atau kalangan atas.
“Kita tahu sektor pariwisata terpengaruh luar biasa, kita tahu sektor transportasi sangat terpengaruh luar biasa. Kita tahu kelompok masyarakat khususnya di UMKM juga terpengaruh luar biasa dan kelompok masyarakat yang dalam istilah ekonomi disebut blue collar atau kelompok masyarakat bawah,” ucapnya. (*)