Ini setidaknya terlihat dari respons investor pada saat pemerintah resmi melepas harga minyak goreng dalam kemasan ke mekanisme pasar mulai Rabu minggu lalu atau 16 Maret 2022. Pada hari yang sama (16/3), harga sejumlah saham CPO utama menghijau.
Saham, ambil contoh, AALI ditutup naik 4,29% pada Rabu pekan lalu (16/3). Kemudian saham SIMP dan LSIP terapresiasi 2,04% dan 3,36%.
Lalu, duo saham Grup Triputra TAPG dan DNSG menguat 1,27% dan 0,74%. Saham BWPT, SSMS, dan SGRO juga terkerek naik 3,90%, 3,11%, dan 3,26%.
Baca Juga:KUA Banjarsari Sampaikan Tanggal Pernikahan Ketua MK dan IdayatiBelajar dari Gaya Hidup Indra Kenz dan Doni Salmanan, Apa Itu Flexing?
Kendati, memang, sejumlah saham CPO utama lainnya memerah, seperti saham SMAR turun 0,22%.
Kinerja Fundamental yang Ciamik
Berbicara soal kinerja fundamental, lonjakan tinggi CPO secara signifikan mendongkrak kinerja keuangan emiten produsennya sepanjang 2021.
Pada 2021, AALI, misalnya, mencetak laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik perusahaan sebesar Rp 1,97 triliun, melonjak 136,6% dibandingkan dengan Rp 833,09 miliar pada tahun sebelumnya.
Pendapatan bersih AALI mencapai Rp 24,3 triliun pada 2021, tumbuh 29,3% dari Rp 18,8 triliun pada 2020.
Kemudian, SIMP membukukan kenaikan laba bersih secara signifikan sebesar 320,18% secara tahunan (yoy) dari Rp 234,28 miliar pada 2020 menjadi Rp 984,41 miliar pada periode yang sama tahun 2021.
Kenaikan laba bersih SIMP ditopang oleh pendapatan bersih yang naik 35,81% secara yoy menjadi Rp 19,66 triliun sepanjang 2021 berkat kenaikan ASP produk sawit di tengah menyusutnya produksi.
Seperti sang induk SIMP, kinerja penjualan LSIP atau biasa disebut Lonsum juga ditopang oleh kenaikan harga jual rata-rata (ASP) produk sawit.
Baca Juga:Kebijakan Moneter Amerika Serikat Pengaruhi Negara Berkembang, Termasuk Indonesia Kena ImbasBuka Suara, Begini Reaksi Xi Jinping Soal Jatuhnya China Eastern Airlines
Laba bersih LSIP tercatat sebesar Rp 991,24 miliar untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2021. Angka tersebut naik 42,42% secara yoy dari laba bersih tahun sebelumnya Rp 696,01 miliar.
Pendapatan bersih perusahaan juga meningkat 27,96% secara yoy menjadi Rp 4,53 triliun pada 2021.
Last but not least, laba bersih SMAR juga tumbuh 84% secara tahunan (YoY) hingga akhir 2021.
Laba bersih SMAR sepanjang 2021 mencapai Rp 2,827 triliun atau naik dari posisi per 2020 yaitu Rp 1,539 triliun.
Laba bersih perusahaan melonjak ditopang kenaikan pendapatan atau penjualan bersih SMAR sebesar 41% YoY dari Rp 40,43 triliun pada 2020 menjadi Rp 57 triliun di 2021.
Asal tahu saja, per Senin (21/3), harga kontrak berjangka (futures) CPO di Bursa Malaysia berada di MYR 5.774/ton atau sudah melesat 22,93%. Bahkan, pada 9 Maret 2022, harga CPO sempat melonjak ke level tertinggi MYR 7.074/ton. (*)