PEMERINTAH akhirnya mengumumkan perubahan kebijakan minyak goreng (migor) dari harga eceran tertinggi (HET) dengan wajib pemenuhan domestik (domestic market obligation/ DMO) menjadi mekanisme pasar dengan subsidi untuk migor curah.
Dengan ini, migor tidak lagi barang langka dan mendadak membanjiri supermarket. Namun, dampak langsungnya adalah harga migor langsung melambung hingga Rp 50 ribu untuk pouch ukuran 2 liter dari sepekan sebelumnya, sedangkan, ukurang 1 liter berkisar Rp 21.000 – 25.000 per pouch.
Asal tahu saja, pemerintah tidak lagi membatasi harga migor maksimal Rp14.000 per liter mulai 16 Maret 2022.
Baca Juga:KUA Banjarsari Sampaikan Tanggal Pernikahan Ketua MK dan IdayatiBelajar dari Gaya Hidup Indra Kenz dan Doni Salmanan, Apa Itu Flexing?
Lantas, bagaimana implikasi terhadap saham-saham emiten produsen minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) di bursa domestik?
Sebagaimana diketahui, sejumlah emiten CPO yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) juga memproduksi migor, seperti emiten Grup Sinar Mas PT SMART Tbk (SMAR) yang memiliki produk migor dengan jenama Filma, Kunci Mas, Mitra, dan Palmvita.
Contoh lainnya, adalah emiten Grup Salim PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) yang memproduksi migor dengan merek Bimoli dan Delima.
Kinerja 10 Besar Saham CPO Sejak Awal Tahun (YtD)
No | Ticker | % per Senin (21/3) | % YtD |
1 | GZCO | 0.00 | 110.14 |
2 | CSRA | -2.74 | 42.00 |
3 | DSNG | -4.41 | 30.00 |
4 | AALI | -0.83 | 25.26 |
5 | TAPG | -2.70 | 18.03 |
6 | LSIP | -1.79 | 16.03 |
7 | SSMS | 0.92 | 13.99 |
8 | SMAR | 7.86 | 13.30 |
9 | UNSP | 0.84 | 10.09 |
10 | SIMP | -1.39 | 9.21 |
Sumber: BEI | Per Senin (21/3)
Berdasarkan data di atas, PT Gozco Plantations Tbk (GZCO) menjadi yang paling melesat yakni hingga 110,14% secara ytd ke Rp 145/unit.
Duo saham Grup Ciputra milik taipan TP Rachmat, PT Triputra Agro Persada Tbk. (TAPG) dan PT Dharma Satya Nusantara Tbk. (DSNG) juga masing-masing melejit 30,00% dan 18,03%.
Saham Grup Astra PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) juga mencuat 25,26% secara ytd.
Baca Juga:Kebijakan Moneter Amerika Serikat Pengaruhi Negara Berkembang, Termasuk Indonesia Kena ImbasBuka Suara, Begini Reaksi Xi Jinping Soal Jatuhnya China Eastern Airlines
Sementara, duo Grup Salim, PT PP London Sumatra Indonesia (LSIP) dan SIMP juga sukses melejit 16,03% dan 9,21% ytd.
Adapun, saham SMAR melonjak 13,30% sepanjang tahun ini.
Kinerja saham emiten CPO sejak awal tahun ini (ytd) memang terbilang moncer, seiring dengan ekspektasi bakal cemerlangnya kinerja keuangan di tengah tren kenaikan harga CPO.
Dalam hal ini, kenaikan harga migor dalam taraf tertentu turut menjadi katalis bagi emiten-emiten tersebut.