Taiwan sendiri sudah dalam keadaan siaga tinggi karena perang Ukraina, waspada terhadap China yang mengambil keuntungan dari situasi tersebut untuk mengambil langkahnya sendiri, meskipun belum ada tanda-tanda Beijing akan melakukan serangan militer apa pun.
Lo Chih-cheng, seorang anggota parlemen senior dari Partai Progresif Demokratik Taiwan yang berkuasa menyebut transit Shandong sebagai pesan yang sangat provokatif, ketika negara-negara di kawasan itu sudah waspada dengan perang di Ukraina dan beberapa jam sebelum panggilan Biden-Xi.
“Ketegangan di Selat Taiwan tidak akan meningkat tajam karena ini, tetapi kemungkinan akan menyebabkan negara-negara tetangga meningkatkan tingkat siaga militer mereka,” jelasnya kepada Reuters.
Baca Juga:Geger Remaja asal Majalengka Alami Penyakit Aneh, 6 Tahun Telinganya Keluarkan Semut-KertasIni Sosok Selebgram Mahesa Putri Asisten Hotman Paris yang Ternyata Lulusan Farmasi
China mengklaim Taiwan memerintah secara demokratis sebagai wilayahnya sendiri, dan selama dua tahun terakhir meningkatkan aktivitas militernya di dekat pulau itu untuk menegaskan klaim kedaulatannya, yang mengkhawatirkan Taipei dan Washington.
Adapun Taiwan menolak klaim kedaulatan China dan telah berulang kali bersumpah untuk mempertahankan kebebasan dan demokrasinya.
Shandong adalah kapal induk terbaru China, yang ditugaskan pada 2019. Di tahun yang sama, tak lama sebelum pemilihan presiden dan parlemen di Taiwan, kapal itu berlayar melalui Selat Taiwan, sebuah langkah yang dikutuk oleh Taiwan sebagai upaya intimidasi. (*)