SISTEM kesehatan Ukraina ‘tertatih-tatih’ kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sementara serangan terhadap fasilitas medis memaksa badan PBB untuk mempertimbangkan kembali penempatan tim darurat karena kekhawatiran akan keamanan.
Dr Mike Ryan, direktur eksekutif program kedaruratan kesehatan WHO, mengatakan kesehatan sekarang menjadi target permusuhan dan “menjadi bagian dari strategi dan taktik perang”.
Pada tahun 2022 saja, WHO mengatakan telah memverifikasi 89 serangan terhadap kesehatan secara global, termasuk 43 di Ukraina dalam tiga minggu sejak Rusia meluncurkan invasinya.
Baca Juga:Dinilai Gagal Urus Migor, Sudah Saatnya Mendag Lutfi DipecatKetika DPR Sebut Mendag Lutfi Macan Ompong dan Macan Kertas Gegara Minyak Goreng
“Kami bekerja sangat keras dengan banyak mitra untuk mendapatkan tim medis darurat di
lapangan. Tapi bagaimana kita bisa menempatkan tim medis darurat di lapangan, jika fasilitas yang mungkin ingin mereka dukung akan diserang dan akan dibom, akan mengalami kerusakan besar?,” tanya dr. Ryan dikutip dari The National News 18 Maret.
“Sistem kesehatan di Ukraina sedang tertatih-tatih, berjalan dengan sangat baik, tetapi perlu didukung, perlu bantuan, perlu diberikan alat dasar untuk menyelamatkan nyawa,” sambungnya.
“Sebagian dari itu adalah mengerahkan tim untuk mendukung itu, tetapi bagaimana Anda bisa melakukannya dengan hati nurani jika infrastruktur yang akan didukung oleh orang-orang itu sedang diserang langsung?” kritiknya.
Serangan yang diverifikasi di Ukraina, yang telah menewaskan 12 orang dan melukai 34, termasuk 34 serangan terhadap rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya, tujuh pada ambulans dan 10 pada personel kesehatan, ungkap WHO.
Dalam salah satu contoh yang paling mengejutkan, rumah sakit bersalin dan anak-anak di kota selatan Mariupol ditembaki pekan lalu, menewaskan tiga orang, termasuk seorang anak.
Lebih jauh dr. Ryan menyoroti hukum humaniter internasional mengharuskan mereka yang berperang tidak hanya untuk menahan diri dari menargetkan fasilitas kesehatan, tetapi untuk “secara khusus mengambil tindakan untuk menghindari menyerang atau secara tidak sengaja menghancurkan” mereka.
Baca Juga:Harga Eceran Tertinggi Migor Dicabut, Pimpinan DPR: Menteri Lutfi Berpihak pada Pengusaha!Marc Marquez Dibonceng, Motornya Diangkut
“Masalah ini lebih penting daripada batu bata dan mortar. Ini bukan hanya tentang penghancuran bangunan. Ini tentang hancurnya harapan,” tegas Dr Ryan.
“Ini tentang mengambil hal yang memberi orang alasan untuk hidup, fakta bahwa keluarga mereka dapat dirawat, bahwa mereka dapat disembuhkan jika mereka sakit, bahwa mereka dapat dirawat jika mereka terluka. Ini adalah hak asasi manusia yang paling mendasar, dan telah disangkal secara langsung oleh manusia,” paparnya.