RUSIA menempuh segala cara untuk meredam dampak sanksi dari Barat. Salah satunya dengan memberikan lisensi terkait aset digital kepada pemberi pinjaman utama, Sberbank.
Lisensi yang diberikan bank sentral Rusia tersebut membuat Sberbank dapat menerbitkan dan menukar aset keuangan digital, dikutip dari Al Jazeera, Jumat (18/3/2022).
Awal bulan lalu, platform blockchain Atomyze jadi perusahaan pertama yang disetujui menukar aset digital secara legal di Rusia.
Baca Juga:Mantan Pebalap Motor asal Jawa Barat Dapat Hadiah Tiket Nonton MotoGP dari Ridwan KamilKremlin Murka Vladimir Putin Disebut Joe Biden Penjahat Perang, Bom Amerika Serikat Tewaskan Ratusan Ribu Orang
Menurut Sberbank, perusahaan akan menggunakan teknologi blockchain untuk menjamin keamanan transaksi digital. Selain itu juga, memungkinkan perusahaan mengeluarkan aset digitalnya sendiri.
Pada akhir 2020 lalu, Chief Executive Sberbank German Gref mengatakan bank itu bekerja sama dengan JP Morgan. Tujuannya menyiapkan kripto sendiri yang disebut Sbercoin, namun belum diluncurkan.
Sebelum perang Rusia dan Ukraina, sumber pasar keuangan mengatakan kepada Reuters, Sberbank secara aktif meluncurkan Sbercoin.
Sberbank sebenarnya juga menjadi salah satu perusahaan yang ditargetkan sanksi Barat. Sanksi akibat serangan ke Ukraina ini langsung menghantam ke jantung sistem keuangan Rusia.
Al Jazeera menuliskan tidak jelas bagaimana sanksi memengaruhi peluncuran Sbercoin nantinya. Termasuk juga belum diketahui nasib kerja sama perusahaan dengan JP Morgan.
Sberbank sendiri tidak segera menanggapi permintaan untuk berkomentar terkait Sbercoin.
Sebagai informasi, hubungan bank sentral dan Kementerian Keuangan Rusia sebenarnya tidak terlalu baik. Ini terkait penggunaan aset kripto yang dikhawatirkan bisa mengancam stabilitas keuangan Rusia. (*)