Kendati pasukan Rusia terus menekan Kyiv dari timur laut dan barat laut, tetapi sejauh ini hanya membuat sedikit kemajuan menuju ibu kota itu sendiri, meskipun pertempuran sengit telah membuat pinggiran kota di pinggirannya menjadi puing-puing.
Di Kyiv sendiri, sebuah blok apartemen dihantam oleh rudal semalam, menewaskan sedikitnya satu orang, kata para pejabat.
“Tangganya sudah tidak ada lagi, semuanya terbakar,” ungkap penghuni apartemen Maksim Korovii.
Baca Juga:Dunia Soroti Lombok Tengah, Sirkuit Mandalika untuk Balapan hingga Pantai Seger buat Para Pecandu Adrenalin SurfingGenerasi Burung Garuda, Telur Elang Jawa Menetas di Taman Nasional Gunung Halimun Salak
Dia dan ibunya berlari ke balkon. “Kami berhasil mengenakan pakaian apa pun yang kami miliki dan berjalan dari balkon ke balkon dan pada akhirnya kami turun melalui pintu masuk gedung berikutnya.”
Sementara di selatan, di mana Rusia telah membuat lebih banyak kemajuan, penduduk Odessa, pelabuhan Laut Hitam poliglot berpenduduk 1 juta orang, khawatir kota mereka bisa menjadi yang berikutnya. Mereka membentuk rantai manusia pada Hari Senin, menyanyikan lagu-lagu patriotik saat mereka membawa karung pasir dari pantai.
Adapun di Donetsk, yang dikuasai sejak 2014 oleh separatis yang didukung Rusia, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan sedikitnya 20 orang telah tewas dan 28 terluka oleh apa yang dikatakan sebagai rudal Ukraina dengan muatan cluster. Ini merilis rekaman rudal di jalan yang sibuk dan kendaraan yang dihancurkan oleh pecahan peluru .
Sebaliknya, Ukraina menuduh Rusia atau sekutunya melakukan serangan itu sendiri dengan dalih: “Ini jelas roket Rusia atau amunisi lain,” kata juru bicara militer Ukraina Leonid Matyukhin. Reuters tidak dapat memverifikasi kedua akun tersebut.
Pada Senin malam, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengajukan rancangan undang-undang (RUU) ke parlemen pada Senin malam, dalam upaya untuk memperpanjang darurat militer di negara itu selama 30 hari ke depan mulai 24 Maret, menurut situs web kepresidenan.
Untuk diketahui, data Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) hingga Hari Senin menunjukkan, lebih dari 2,8 juta orang telah mengungsi keluar Ukraina akibat invasi Rusia, menjadi krisis pengungsi dengan pertumbuhan tercepat di Eropa sejak Perang Dunia Kedua.