“Rumah-rumah diledakkan,” tutur Alena Kasinyska, seorang pengungsi dari kota Mykolaiv, di selatan Ukraina, setelah menyeberang ke Rumania di Isaccea, perbatasan yang sibuk di delta Danube.
“Orang-orang tidak punya tempat tinggal, kami takut,” tandasnya.
Ilustrasi evakuasi korban invasi Rusia ke Ukraina. (Wikimedia Commons/dsns.gov.ua/State Emergency Service of Ukraine)
Negara-negara garis depan seperti Polandia, yang telah menerima lebih dari setengah dari jumlah total yang melarikan diri. Sementara Slovakia, Rumania, Hongaria, dan Moldova, telah menampung sebagian besar pengungsi, beberapa di antaranya kemudian menuju ke barat lebih jauh.
Baca Juga:Sejumlah Nama Artis Terseret Kasus Doni Salmanan, Rizky Billar: Nggak Salah dong Kalau Beliau mau Kasih KadoMantan CEO Walt Disney, Bob Iger Invetasi Startup Metaverse ‘Genies’
Penjaga perbatasan Polandia mengatakan sekitar 1,76 juta orang telah memasuki negara itu sejak pertempuran dimulai, dengan 18.400 tiba pada dini hari Senin.
Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki mengatakan pada konferensi pers dengan rekan-rekannya dari Ukraina dan Lithuania, serangan di dekat perbatasannya menunjukkan Rusia ingin ‘menciptakan kepanikan di antara penduduk sipil’.
Tempat tidur sementara dan kantin darurat bermunculan di pusat konvensi dan pusat perbelanjaan bekas di sekitar wilayah tersebut, sementara para sukarelawan bekerja berjam-jam membagikan minuman panas dan kartu SIM gratis, atau mengantar pengungsi lebih jauh ke barat.
Di sebuah pusat pendidikan pemuda dekat Auschwitz, biasanya didedikasikan untuk melestarikan kenangan Holocaust dan Perang Dunia Kedua, hampir 2.000 makanan telah disajikan kepada para pengungsi dalam beberapa minggu terakhir.
Lebih jauh ke timur, tim koki dan pekerja bantuan internasional di Kota Przemysl telah menyajikan ribuan makanan setiap hari, kepada para pengungsi yang mengalir melalui penyeberangan perbatasan tersibuk di Polandia, Medyka, yang terletak di dekatnya.
“Kami membuat banyak sup karena sangat dingin dan para pengungsi yang datang, mereka tidak dapat membawa makanan seperti sepiring besar karena mereka membawa semua barang-barang mereka,” ungkap Clara, koki sukarelawan untuk LSM bantuan World Central Kitchen.
“Kami membuat cokelat panas, kami juga membuat banyak makanan bayi,” lanjutnya.
Baca Juga:Harga Mobil Listrik Bakal Naik Gegara Bahan Baku Langka dan Operasi Militer Rusia ke UkrainaRusia Ungkap Pecahan Rudal Tochka-U Tewaskan 23 Orang Termasuk Anak-anak, Militer Ukraina Bantah Lancarkan Serangan Rudal ke Donetsk
Simpati atas penderitaan tetangga mereka dan kenangan mendalam tentang dominasi Moskow, telah melihat gelombang upaya sukarelawan, tetapi skala krisis pengungsi telah menimbulkan kekhawatiran akan kewalahan.