BUYUT Urang adalah salah satu pahlawan asal Cirebon yang dijuluki perusuh, perampok oleh penjajah Belanda. Dinamakan Buyut urang karena beliau selalu menggunakan kata “Urang” ketika berbicara dengan lawan bicaranya. Kata “Urang” dalam bahasa Sunda bermaksud “Aku”.Â
Dalam bahasa Sunda ada beberapa kata ganti tunggal yang memiliki arti “Aku” seperti kata “Aing, dan Abdi” akan tetapi Buyut Urang ini memilih menggunakan kata “Urang” ketika berbicara, bahkan ketika berbicara menggunakan bahasa Jawa pun beliau selalu menggunakan kata “Urang”. Sebab itulah orang Cirebon menamainya dengan nama Buyut Urang. Tidak ada kejelasan mengenai siapa nama aslinya.
Menurut Naskah Mertasinga, Buyut Urang merupakan Keturunan Nyi Gedeng Dempul yang juga dijuluki sebagai seorang penghianat karena dahulunya Nyi Gedeng Dempul ini pernah memberontak ke Kesultanan Cirebon.
Baca Juga:Diprakrasai Arya Kuningan Berbendera Merah, Invansi Cirebon ke IndramayuDensus 88 Tembak Teroris dokter Sunardi di Sukoharjo, Begini Tanggapan GP Ansor
Hampir seluruh Naskah Cirebon berbicara jelek mengenai Buyut Urang, hal ini wajar karena pada waktu itu Buyut Urang melakukan pemberontakan kepada pemerintah Cirebon yang sudah dikendalikan Belanda, dengan demikian tulisan-tulisan seputar beliaupun cenderung mendeskriditkan beliau. Buyut Urang merupakan bagian dari pejuang-pejuang yang memberontak kepada Pemerintah lokal di Wilayah Kerajaan Cirebon, pemberontakan ini dilakukan bersama-sama atau sejaman dengan dengan pemberontakan Bagus Rangin.
Masih menurut Naskah Mertasinga, diceritakan bahwa pada mulanya markas Buyut Urang berada di Hutan Bakung (Kapetakan), beliau memberontak disertai temanya yang bernama Buyut Supethak, perjuangan beliau didukung oleh orang-orang Kandanghaur, Junti, Ciasem, Singareja, Karawang, Tarani, Jepura, Unggi, Ponthang dan Dermayu.
Menghadapi upaya pemberontakan yang dilakukan Buyut Urang, pemerintah Cirebon kemudian menyusun kekuatan untuk melakukan penumpasan terhadap Buyut Urang.
Pasukan penumpasan itu dipimpin oleh Patih Seminingrat. Bersama pasukannya Patih Seminingrat kemudian menyerbu markas Buyut Urang di hutan Bakung, dalam penyerbuan ini seluruh pasukan Buyut Urang diceritakan mengalami kekalahan telak, hingga sebagaian dari mereka tercerai berai dan melairan diri, biarpun demikian Buyut Urang masih dapat meloloskan diri.
Dalam babad Indramayu, juga ternyata menggambarkan mengenai tokoh Buyut Urang ini, bahkan dalam Babad Indramayu dikisahkan mengenai kewafatan dari Buyut Urang.