HARGA minyak dunia terus turun. Bahkan ada yang sudah di bawah US$ 100/barel.
Pada Selasa (15/3/2022) pukul 09:10 WIB, harga minyak jenis light sweet atawa West Texas Intermediate berada di US$ 97,77/barel. Ambles 5,09% dibandingkan hari sebelumnya.
Namun yang jenis brent harganya masih di atas US$ 100/barel, tepatnya US$ 101,23/barel. Ini pun anjlok 5,3% dari hari sebelumnya.
Baca Juga:Fakta Platform Quotex yang Menjadi Tren Gegara Kasus Doni Salmanan, di Negara Maju Diblokir dan Tak Tersedia di Aplikasi PlayStoreMengungkap Aplikasi Qoutex yang Berujung Doni Salmanan ‘Miskin’
Sejumlah faktor membuat harga si emas hitam terus jatuh. Pertama adalah ajakan Inggris kepada Arab Saudi agar memompa minyak lebih banyak. Tambahan pasokan dari Negeri Padang Pasir diharapkan mampu menutup produksi Rusia yang terkena sanksi dan sedang sibuk oleh perang di Ukraina.
Kedua, Uni Eropa sepakat untuk memberikan sanksi tambahan kepada Rusia atas serangan ke Ukraina. Namun sanksi itu tidak termasuk ekspor komoditas energi.
Sanksi yang dikenakan adalah larangan ekspor besi dan baja, ekspor barang merah, dan larangan investasi di sektor energi. Tidak (atau belum) ada larangan untuk mendatangkan minyak dari Negeri Beruang Merah.
Trader di pasar energi cepat-cepat melepas kontrak minyak begitu sanksi terbaru Uni Eropa tidak termasuk ekspor minyak,”ujar Edward Moya, Analis Senior OANDA, seperti dikutip dari Reuters.
Ketiga, Amerika Serikat (AS) da Iran dikabarkan segera menyepakati poin-poin untuk kembali ke perjanjian nuklir. Jika perjanjian nuklir, yang sempat kolaps kala AS dipimpin Presiden Donald Trump, kembali berlaku maka sanksi-sanksi kepada Negeri Persia bisa dicabut. Salah satunya adalah larangan ekspor minyak.
Kembalinya minyak Iran ke pasar dunia diperkirakan bisa menambah pasokan sekitar 1 juta barel/hari. Memang belum cukup untuk menambal lubang yang ditinggalkan Rusia, tetapi tambahan pasokan sebanyak apapun akan sangat dihargai. (*)