SELAMAT malam kawan-kawan. Menemani akhir pekan para sahabat, saya ingin membuat catatan yang ringan tetapi sangat terkait dengan hal-hal yang saya alami setiap hari dalam tugas. Ada soal perasaan saja sih.
Saya ingin garisbawahi soal konsekuensi tugas itu karena catatan ini bisa menggambarkan perbedaan saya dengan orang lain.
Intinya saya ingin nampak apa adanya. Saya tidak suka sok istimewa karena saya ini hanya anak kampung yang miskin pada dasarnya.
Baca Juga:Rusia Beberkan Fakta Propaganda Ukraina, Klaim Rumah Sakit yang Dibom Itu Markas Batalyon AzovLangka dan Harganya Mahal, Begini Reaksi Jokowi saat Cek Langsung Rak Minyak Goreng Kosong di Minimarket
Saya tidak mau berlebihan karena saya sadari seorang aparat penegak hukum dan penegak keadilan harus berlaku adil sejak niat dan pikiran. Dan saya anggap pengistimewaan diri adalah awal dari tindakan tidak adil.
Itu prinsip yang sayang ingin tegakkan dalam tugas saya sehari-hari. Karena itu saya ingin menanggapi berbagai isu tentang saya secara adil dengan menimbang seluruh situasi yang meliputinya.
Pertama, tentang orang-orang yang menilai saya. Di satu sisi ada yang mendukung, di sisi lain ada yang tidak mendukung; ada yang suka, ada yang tidak suka; ada yang cinta dan ada yang benci.
Saya menganggap itu semua wajar karena dalam seluruh tugas saya sekarang penuh dengan expose dan pemberitaan.
Saya pernah bertugas dalam peran-peran yang lebih berat tetapi saya tidak dikenal oleh masyarakat karena dalam tugas tersebut tidak mewajibkan saya untuk dikenal apalagi populer.
Tapi sekarang saya tidak bisa menghindari popularitas karena setiap hari saya memimpin lembaga yang sangat populer. Maka nama saya, baik sebagai pribadi maupun sebagai pemimpin lembaga, ikut terseret popularitas. Adalah tidak wajar apabila kita menghindari fakta ini.
Kedua, saya ingin mengomentari secara adil misalnya adanya kelompok atau orang atau siapa saja yang menilai dan memantau tindak perilaku saya sebagai pribadi dan sebagai pimpinan lembaga.
Baca Juga:Kisruh Pencatutan Nama Paris Fashion Week, Disentil Wanda Hamidah dan MS Glow Akhirnya Minta MaafNama Anies Baswedan Tidak Disebut dalam Undangan, Hanya 5 Gubernur Se-Kalimantan yang Ikut Jokowi Kemah di IKN
Suatu yang saya syukuri sekarang adalah karena saya memimpin untuk pertama kalinya KPK setelah UU-nya direvisi. Kini, KPK menjadi lembaga negara dalam rumpun eksekutif dan dalam pelaksanaan tugas dan wewenangnya tidak terpengaruh kekuasaan manapun, walaupun dengan pengawasan yang sangat ketat.