JAKARTA – Para pejabat Ukraina yang bernegosiasi dengan rekan-rekan mereka dari Rusia, diberi tugas untuk memastikan pembicaraan langsung antara para pemimpin negara yang dapat membawa perdamaian, kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy pada Minggu malam.
Putaran berikutnya dari pembicaraan tentang perang di Ukraina antara kedua tetangga itu dijadwalkan pada Senin pagi, melalui tautan video. Meskipun para pejabat telah memberikan penilaian optimis akhir-akhir ini, hasil positif dari negosiasi belum datang.
Ukraina telah berulang kali menyerukan pembicaraan langsung antara Presiden Zelenskiy dan Presiden Rusia Vladimir Putin, menunjuk pemimpin Rusia sebagai orang yang membuat semua keputusan akhir.
Baca Juga:Kerja Senyap BIN Saat Pandemi: Aktifkan dan Perkuat Unit Medical IntelligentSekjen PDI Perjuangan Pertanyakan Kapasitas Luhut Binsar Pandjaitan Bicara Soal Penundaan Pemilu 2024, Singgung Klaim soal Big Data
“Delegasi kami memiliki tugas yang jelas, melakukan segalanya untuk memastikan pertemuan para presiden. Pertemuan yang saya yakin orang-orang tunggu,” kata Presiden Zelenskiy dalam pidato video hariannya, melansir Reuters 14 Maret.
“Jelas ini adalah cerita yang sulit. Jalan yang sulit. Tapi jalan ini diperlukan. Dan tujuan kami adalah agar Ukraina mendapatkan hasil yang diperlukan dalam perjuangan ini, dalam pekerjaan negosiasi ini. Diperlukan untuk perdamaian. Dan untuk keamanan,” paparnya.
Sementara itu, Rusia telah mengatakan sebelumnya bahwa Kremlin tidak akan menolak pertemuan semacam itu, untuk membahas masalah ‘spesifik’, tetapi belum ada rincian lebih lanjut.
Pada Hari Minggu, rentetan rudal Rusia menghantam pangkalan besar Ukraina di dekat perbatasan dengan anggota NATO Polandia, menewaskan 35 orang dan melukai 134, dalam
eskalasi perang di barat negara itu saat pertempuran berkecamuk di tempat lain.
Ukraina telah mengatakan sebelumnya, pihaknya bersedia untuk bernegosiasi dengan Rusia, tetapi tidak menyerah dalam konflik tersebut. Ribuan orang tewas dan lebih dari 2,5 juta orang mengungsi sejak perang dimulai pada 24 Februari lalu.
Sementara, tiga putaran pembicaraan antara kedua belah pihak di Belarusia, terakhir Senin lalu, telah difokuskan terutama pada isu-isu kemanusiaan dan menyebabkan pembukaan terbatas beberapa koridor bagi warga sipil untuk menghindari pertempuran.
Baca Juga:Ketua DPR Puan Maharani: Delegasi dari 115 Negara Akan Hadiri Sidang Ke-144 IPU di BaliGibran Masih Positif Covid-19 Meski Sudah 10 Hari Isoman di Loji Gandrung
Diketahui, Presiden Putin mengatakan pada Hari Jumat pekan lalu, ada beberapa ‘perubahan positif’ dalam pembicaraan tetapi tidak menjelaskan lebih lanjut.
Sehari sebelumnya, pembicaraan antara menteri luar negeri Rusia dan Ukraina tidak menghasilkan kemajuan nyata menuju gencatan senjata Kamis lalu, tetapi analis mengatakan fakta mereka bertemu, membuka jendela untuk mengakhiri perang. (*)