UPAYA untuk mengganggu operasi situs web perusahaan di Rusia telah melonjak pada bulan Maret. Hal ini diungkapkan oleh , sebuah perusahaan keamanan siber pada Jumat, 11 Maret. Jumlah serangan penolakan layanan atau DDoS yang didistribusikan ke negara yang menginvasi Ukraina itu sudah melebihi serangan yang terjadi sepanjang Februari.
Entitas pemerintah Rusia dan perusahaan milik negara telah menjadi sasaran atas invasi mereka di Ukraina. Situs web Kremlin, maskapai penerbangan utama Aeroflot dan lembaga pemberi pinjaman utama Sberbank di antara situs-situs Rusia yang mengalami pemadaman atau masalah akses sementara.
Rostelecom-Solar, cabang keamanan siber dari perusahaan telekomunikasi Rostelecom dari Rusia, pada Jumat lalu mengatakan telah mencatat peningkatan aktivitas di forum peretas pada 22-23 Februari. Serangan massal terhadap sumber daya internet otoritas Rusia ini dimulai pada 25 Februari.
Baca Juga:Ketua DPD RI Patahkan Klaim Menko Marves Luhut Soal Analisa Big Data Penundaan Pemilu 2024Desak Bupati Pegunungan Tengah Jalin Komunikasi dengan KKB, Komnas HAM: Redam Aksi Kekerasan di Papua
“Target utama penyerang terus menjadi sumber daya pemerintah,” kata Rostelecom-Solar dalam sebuah pernyataan, yang dikutip Reuters. Mereka mencatat sekitar 1.700 serangan DDoS terhadap satu portal pemerintah negeri beruang merah itu dalam tiga hari terakhir saja.
Sektor bisnis di Rusia juga menjadi sasaran. Khususnya sektor perbankan, yang juga mendapat sanksi berat dari kekuatan Barat.
“Spesialis Rostelecom-Solar telah mencatat pertumbuhan signifikan dalam serangan DDoS di segmen komersial. Tercatat lebih dari 1.100 serangan semacam itu tercatat di sini dari 1 hingga 10 Maret, yang telah melampaui angka untuk seluruh Februari,” kata Rostelecom-Solar.
Lebih dari 450 serangan tercatat terhadap bank, empat kali lebih tinggi dari angka serangan pada bulan Februari.
Pihak Rostelecom-Solar tidak menyebutkan dari mana saja, serangan itu berasal atau pihak mana yang diduga bertanggung jawab dan melakukan serangan terhadap jaringan situs pemerintah dan bisnis di Rusia. Serangan ini mengindikasikan perang dunia maya telah menjadi palagan baru dari pertempuran online masing-masing pihak yang bertikai. (*)