PROSESI pengambilan tanah dan air di Desa Kutai Lama Kecamatan Anggana Kukar dan Kabupaten Paser berlangsung lancar. Pemkab Kukar dan Paser bersama Kesultanan Kutai Kartanegara dan Paser, memberikan dukungan penuh.
“Alhamdulillah, prosesi pengambilan tanah dan air dari dua wilayah yang mewakili Kerajaan atau Kesultanan di Kaltim berjalan lancar,” terang Kepala Biro Adpim Setda Kaltim, M Syafranuddin.
Dijelaskan, pengambilan tanah dan air di Kukar dan Paser yang berlangsung Sabtu 12 Maret 2022 , sebagai simbol rakyat Kaltim siap dan akan bekerja keras untuk mensukseskan Ibukota Negara Nusantara (IKN). Prosesi pengambilan tanah di Paser berlangsung dengan ritual adat, dipimpin SPYM Aji Muhammad Jarnawi SH dan SPYM Muhammad Sultan Alamsyah III.
Baca Juga:Besok, Jokowi Berkemah di Titik Nol IKN, 33 Tanah Air, Ada Tempat Khusus Berbungkus Kain Kuning Dalam Ransel Khas Suku DayakKlarifikasi Dandim 05/10 Soal Kades Wanakerta Tangerang Gunakan Seragam TNI
Sementara pengambilan tanah dan air di Kutai Lama Kukar dilakukan Ketua Adat Kutai Lama Abdul Munir disaksikan Camat Anggana Rendra Abadi, Karo Adpim Setda Kaltim Syafranuddin, Kapolsek Anggana AKP Andy Wahyudi serta Kepala Desa Kutai Lama Nurdin.
“Alhamdulillah, prosesinya berjalan lancar,” terangnya.
Dijelaskan, setelah tanah dan air diambil kemudian disimpan dalam tempat khusus dan berbungkus kain kuning, dimasukan dalam Anjat (Ransel Khas Dayak,red) untuk kemudian diserahkan ke Gubernur Kaltim Isran Noor, Ahad (13/3/2022) besok.
“Semua ada maknanya. Seperti anjat yang digunakan sebagai tempat membawa atau menyimpan tanah dan air yang diambil di Paser dan Kutai Lama sebelum dibawa ke Titik Nol IKN guna disatukan dengan tanah dan air se Indonesia yang dibawa semua gubernur,” beber pria yang akrab disapa Ivan ini.
Terkait Kutai Lama, dalam catatan sejarah Kutai Kartanegara pernah menjadi pusat Kerajaan Kutai Kertanegara selama 4 abad yakni sejak tahun 1300 sebelum berpindah ke Jembayan, dan terakhir di Tenggarong.
“Kutai Lama merupakan tonggak awal berdirinya kerajaan Kutai Kertanegara yang didirikan oleh Batara Agung Dewa Sakti pada sekitar Abad ke-14,” terangnya.
Lebih jauh, Jubir Gubernur Kaltim ini menyebutkan terpilihnya pengambilan air dan tanah di Kutai Lama karena melihat sejarah. Kesultanan Kutai Kartanegara, sebelum melakukan acara Erau, terlebih dahulu mengambil air dari Sungai Lama kemudian dibawa ke Keraton untuk digunakan dalam berbagai prosesi pelaksanaan Erau.