Keberadaan Endang Darma di Cimanuk didengar Pangeran Guru di Palembang. Bersama 24 muridnya berangkat ke Cimanuk dengan tujuan untuk menguji kesaktian Endang Darma. Tetapi di Cimanuk keduapuluh empat murid Pangeran Guru beserta Pangeran Guru dapat dikalahkan Endang Darma Hingga tewas dan dimakamkan di Indramayu.
Menangapi peristiwa tersebut Ki Tinggil melaporkannya kepada Wiralodra. Dengan disertai beberapa saudaranya, Wiralodra kemudian kembali ke Cimanuk. Setelah sampai, bertemu dengan Endang Darma, Wiralodra menanyakan perihal peristiwa tentang Pangeran Guru.
Endang Darma mohon maaf kepada Wiralodra sambil menyatakan bahwa peristiwa tersebut tidak bisa dihindari karena Pangeran Guru terus memaksa. Mendengar jawaban tersebut Wiralodra mengajak untuk menguji kesaktian dengan catatan bila Wiralodra kalah dia menjadi pembantu Endang Darma.
Baca Juga:Ada Kabar Varian Covid-19 Deltacron di Eropa, Ini Kata Juru Bicara Vaksinasi KemenkesMardani Ali Sera Tanggapi Hengkangnya SoftBank dari Proyek Ibu Kota Baru: Semoga Tak Jadi Snowball Effect
Sebaliknya bila Endang Darma kalah, maka ia menjadi istri Wiralodra. Akhirnya Endang Darma dapat dikalahkan. Namun Babad Dermayu tidak memberitakan tentang perkawinan antara Wiralodra dengan Endang Darma. Setelah berhasil mengalahkan Endang Darma.
Wiralodra kemudian mengganti nama Cimanuk dengan Dermayu. Penggantian nama ini merupakan permintaan Endang Darma untuk mengenang namanya yang telah turut andil dalam membangun pemukiman di Cimanuk. Peristiwa ini terjadi pada tahun 1527.
Mengenai tokoh Endang Darma, Babad Dermayu menerangkan bahwa Endang Darma mempunyai nama lain Ratna Gumilang, Ratu Sakti, dan Mas Ratu Gandasari. Purwaka Caruban Nagari menyebutkan bahwa Mas Ratu Gandasari adalah adik Fadlillah Khan, Putra Maulana Mahdlar Ibrahim bin Malik Ibrahim. Dengan demikian Endang Darma adalah cucu Maulana Malik Ibrahim.
Sedangkan mengenai Pangeran Guru, Babad Dermayu menerangkan bahwa, dia adalah orang Jawa yang bermukim di Palembang. Pangeran Guru mempunyai nama lain Arya Dilah, putra Wikramawardhana, raja Majapahit yang ditugaskan sebagai gubernur di Palembang.
Berlandaskan pemaparan sebelumnya baik yang termaktub dalam sejarah banten maupun babad tanah Jawi jelas dikatakan bahwa Arya Damar mempunyai nama lain sebagai Arya dilah atau Ki Dillah. Baik dalam sejarah Banten maupun babad tanah jawi tidak dijelaskan bagaimana Arya Damar meninggal hanya Babad Dermayu yang menceritakan kematian Pangeran Guru (Arya Dilah) karena perang melawan Endang Darma.Situs Makam Pangeran 25 (Selawe) terdapat di Desa Dermayu Blok tengah, selain Makam 25 di desa Dermayu tersebut terdapat masjid Pusaka Dermayu yang dhulu merupakan masjid Awal atau masjid Pemerintahan Indramayu, sebelum pusat pemerintahan Indramayu di alihkan pada masa Hindia Belanda, Sekitar abad 18.