LEGENDA Banten menceritakan bahwa di Majapahit terdapat wanita jelmaan raksasa yang dijadikan selir oleh raja Majapahit. Ketika wanita tersebut mengandung, makan daging mentah dan kemudian berubah wujud ke bentuk semula. Karena takut ketahuan wanita tersebut melarikan diri dan melahirkan anak diberi nama Ki Dilah. Setelah dewasa Ki Dilah ke Majapahit dan dapat diterima raja. Ki Dilah diberi nama Arya Damar dan kemudian diangkat sebagai wakil raja di Palembang.
Babad Tanah Jawi menceritakan bahwa Raja Majapahit menghadiahkan kepada Arya Damar salah satu selirnya, seorang putri Cina yang dalam keadaan hamil. Di Palembang putri Cina tersebut melahirkan anak laki-laki yang diberi nama Raden Patah. Sedangkan dengan Arya Damar juga mempunyai anak laki-laki bernama Raden Husin.
Cerita tentang asal-usul Raden Patah menurut Babad Demak juga berkaitan dengan Arya Damar. Diceritakan bahwa Arya Damar adalah anak angkat Brawijaya yang ditugaskan sebagai adipati di Palembang. Arya Damar selain diberi jabatan juga diberi putri Cina untuk diperistri. Putri Cina tersebut adalah salah satu selir Brawijaya. Ketika mendapatkan putri Cina dalam keadaan mengandung anak Brawijaya. Di Palembang putri Cina melahirkan anak diberi nama Raden Patah.
Baca Juga:Ada Kabar Varian Covid-19 Deltacron di Eropa, Ini Kata Juru Bicara Vaksinasi KemenkesMardani Ali Sera Tanggapi Hengkangnya SoftBank dari Proyek Ibu Kota Baru: Semoga Tak Jadi Snowball Effect
Dari berbagai sumber yang ada, dapat ditarik hipotesis Arya Damar juga bernama Arya Dillah, seorang kerabat dekat (anak atau sepupu) Raja Majapahit, yang dipercaya menjadi wakil Majapahit (adipati) di Palembang. Ia juga ayah (angkat) Raden Patah. Baik Sajarah Banten maupun Babad Tanah Jawi tidak menceritakan kematian Arya (Ki) Dilah.
Apa hubungannya dengan situs makam pangeran 25 yang berada di Indramayu?Menurut Babad Dermayu, momentum penting sejarah Indramayu yaitu tentang kedatangan Wiralodra. Tokoh ini disebutkan sebagai putra ketiga Tumenggung Gagak Singalodra dari daerah Banyuurip, Bagelen, Jawa Tengah. Kedatangan Wiralodra ke Indramayu disertai Ki Tinggil. Wiralodra ketika datang di tepi sungai Cimanuk memilih lokasi untuk membuka hutan di sebelah barat sungai.
Daerah tersebut akhirnya berkembang menjadi perkampungan. Suatu saat Wiralodra kembali ke Bagelen, Ki Tinggil tetap tinggal di Cimanuk. Sepeninggal Wiralodra kemudian datang Endang Darma untuk bermukim di kampung tersebut. Di samping bercocok tanam Endang Darma mengajarkan ilmu kanuragan kepada masyarakat.